Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pendidikan calon pengantin (catin) sangat penting untuk dilakukan untuk mencegah stunting.
Intervensi pada catin, menurut Muhadjir, sangat penting sebagai upaya preventif mencegah bayi stunting.
Upaya itu dilakukan dengan pendidikan catin yang ditindaklanjuti pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada catin.
"Karena puncak usia produktif 2045 ditentukan oleh anak yang lahir di tahun ini maka kita harus tangani sungguh-sungguh," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Senin (20/3/2022).
Muhadjir mengatakan, ada tiga bekal yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin, yaitu kesehatan reproduksi, kesehatan keluarga dan cara hidup berkeluarga, serta ekonomi keluarga.
Selain itu pendidikan dan kesehatan juga, kata Muhadjir, harus lebih baik.
Baca juga: Menko PMK: Makin Sedikit yang Miskin, Pengentasannya Makin Sulit
"Kalau anak sudah kita selamatkan dari stunting, dididik dengan baik dan kesehatan yang baik maka akan menjadi anak yang produktif yang berguna, khususnya untuk kepentingan negara," ungkapnya.
Dirinya mengatakan dampak jika stunting tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, maka masa bonus demografi akan terlewat dan Indonesia akan sulit untuk mencapai generasi emas 2045.
"Mereka yang terkena stunting, intervensi setelah usia itu, apapun bentuknya tidak akan optimal. Maka itu stunting sangat vital untuk pembangunan Indonesia," pungkas Muhadjir.
Adapun saat ini prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 27,6 persen menjadi 24,6 persen.
Baca juga: Menko PMK: Stabilitas Polhukam Pengaruhi Pembangunan SDM
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menargetkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Demi mengejar target itu, maka penanganan stunting pada 2 tahun ke depan harus turun sebesar 3 sampai 3,5 persen per tahun.