TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Immanuel Ebenezer dikenal sebagai Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (JoMan).
Namanya mendadak jadi sorotan setelah dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Mega Eltra, anak perusahaan BUMN.
Tidak diketahui secara persis apa alasan pria yang karib disapa Noel ini dicopot.
Namun beberapa waktu lalu, Immanuel Ebenezer sempat menjadi saksi dalam persidangan kasus Munarman.
Baca juga: Pemberhentian Ebenezer dari Komisaris BUMN Dinilai Sejalan dengan Komitmen Pemberantasan Terorisme
Baca juga: HARTA Immanuel Ebenezer, Ketua Relawan JoMan yang Dicopot dari Komisaris Anak BUMN, Capai Rp 2,9 M
Dikutip dari berbagai sumber, inilah rekam jejak Immanuel Ebenezer:
1. Jadi Ketua JoMan
Nama Immanuel Ebenezer dikenal sebagai ketua organisasi relawan yang mendukung Jokowi baik di Pilpres 2014 maupun Pilpres 2019.
Diketahui, ada sejumlah organisasi relawan yang mendukung mantan Wali Kota Solo itu di Pilpres.
Di antaranya Projo, Seknas Jokowi, Duta Jokowi, Relawan Penggerak Jakarta Baru, Pusat Informasi Relawan, Jaringan Nasional Indonesia Baru, hingga Jokowi Mania.
2. Jadi Komisaris PT Mega Eltra
Setelah Jokowi menjabat sebagai presiden untuk kedua kali, Immanuel Ebenezer pun diangkat menjadi komisaris.
Ia diangkat menjadi Komisaris Utama PT Mega Eltra mulai 12 Juni 2021 dilansir megaeltra.com.
Dikutip dari situs pupuk-indonesia.com, PT Mega Ultra merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero).
PT Mega Ultra dulu dikenal sebagai kontraktor besar di bidang kelistrikan dan peralatan teknik.
Kini anak perusahaan BUMN itu memperluas pada bidang perdagangan non-listrik.
3. Jadi Saksi Kasus Munarman
Immanuel Ebenezer sempat hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang lanjutan perkara dugaan tindak pidana terorisme atas terdakwa Munarman di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Rabu (23/2/2022).
Saat menjadi saksi yang meringankan untuk Munarman, Immanuel Ebenezer sendirilah yang meminta.
Hal itu didasari karena dia mengaku memiliki hubungan pertemanan dengan Munarman.
"Pertama soal diminta atau tidak, saya meminta kepada Munarman untuk menjadi saksi beliau."
"Saya yang minta ya, bukan Munarman yang minta kemudian Munarman sepakat," kata Ebenezer, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.
Bahkan Immanuel menilai, ada unsur politis dalam penangkapan Munarman.
Ia juga memastikan, tuduhan yang selama dijatuhkan kepada Munarman tidak tepat, sebab Ebenezer mengaku punya banyak bukti atas hal itu.
"Jangan juga karena ada sebuah pandangan politik kemudian orang dihukum atas sebuah fitnah yang tidak terbukti," ucap dia.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Noel menilai, eks Sekretaris FPI itu memiliki nasib yang sama dengan Jokowi.
"Presiden Jokowi orang yang tidak antikritik, sama di-framing seperti Munarman."
"Munarman tidak bisa diajak dialog, Munarman yang suka kekerasan."
"Sama halnya Jokowi difitnah. Jokowi (dituduh) komunis, Jokowi antikritik, Jokowi benci ulama, Jokowi penjarakan aktivis."
"Ini calo-calo inilah perannya. Kita semua difitnah di republik ini, kejaksaan difitnah, hakim difitnah," kata Eben.
4. Dicopot jadi Komisaris
Sebulan setelah menghadiri sidang kasus Munarman, Immanuel Ebenezer pun dicopot dari jabatannya sebagai komisaris.
Walaupun dicopot, tapi nama dan foto Immanuel Ebenezer masih ada dalam situs PT Mega Ultra dan Pupuk Indonesia dalam jajaran komisaris.
Menurut Noel, pencopotan secara resmi akan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Mega Elektra yang diselenggarakan Kamis (24/3/2022) hari ini.
"Iya sudah dicopot, per hari ini (kemarin, red), tapi baru besok definitif, karena RUPSLB dulu, mereka secara prosedural harus memanggil saya. Tadi sudah (dipanggil), besok RUPSLB-nya," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2022).
Terkait alasan pencopotannya, Noel mengaku tidak tahu. Menurut dia selama menjabat sebagai komisaris tidak menunjukkan kinerja yang buruk atau terlibat kasus pidana.
Oleh sebab itu, dia menduga pencopotannya hanya berdasarkan kebencian dari kelompok tertentu yang tidak suka dengan dirinya.
"Saya enggak tahu alasan pencopotan saya apa, sampai detik ini tidak ada alasannya. Alasan kinerja, tidak, alasan pidana, tidak, alasan narkoba tidak, alasan korupsi, tidak," ungkapnya.
"Jadi saya enggak ngerti. Tapi saya melihatnya pencopotan saya itu didasari oleh kebencian dan dendam," imbuh Noel.
Kendati demikian, Noel memastikan, menerima pencopotan dirinya dari posisi Komisaris Utama Mega Elektra dan tidak akan melakukan perlawanan.
Ia bilang tak haus akan jabatan sehingga tak perlu melakukan perlawanan meski alasan pencopotannya dinilai tidak jelas.
"Dengan pencopotan saya ini, saya tidak akan melakukan perlawanan apapun, karena saya bukan ornag yang haus kekuasaan, haus jabatan. Karena integritas tidak bisa dibayar dengan jabatan," katanya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Yohana Artha Uly/Dian Erika Nugraheny)