TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih terus mencari aset milik Indra Kenz, tersangka kasus penipuan investasi lewat aplikasi Binomo.
Termasuk mendalami aset kripto senilai Rp 78 miliar yang diduga merupakan aset yang disembunyikan oleh Indra Kenz.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, pihaknya tengah mendalami informasi yang beredar di masyarakat bahwa Indra Kenz diduga menyembunyikan asetnya dalam bentuk kripto.
"Tentunya penyidik akan mendalami setiap informasi yang ada untuk dilakukan penelusuran," kata Gatot, Kamis (24/3/2022).
Gatot mengungkapkan, untuk menelusuri aset senilai Rp 78 miliar milik Indra Kenz itu, Bareskrim Polri akan berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Kami selalu berkoordinasi dengan PPATK," katanya.
Dugaan Indra Kenz menyembunyikan asetnya dalam bentuk kripto muncul setelah akun Twitter @anvie membeberkan adanya lonjakan tajam pada sebuah koin kripto yang terjadi pada 17 Maret lalu.
Meskipun tak menyebut secara gamblang nama pemilik koin tersebut, ia mencoba membeberkan fakta menarik yang mungkin berkaitan dengan afiliator binary option yang sedang memiliki masalah hukum.
"Saya dimintai tolong seorang teman untuk menganalisis sebuah anomali transaksi di sebuah koin kripto, dan saya menemukan fakta-fakta menarik yang mungkin bisa mengungkap tempat persembunyian aset-aset kripto bernilai fantastis tersangka afiliator binary option yang belum disita pihak berwajib," tulis akun @anvie mengawali thread-nya pada Senin (21/3).
Ia menyebutkan bahwa terjadi lonjakan tajam pada koin kripto X.
"Ada sebuah transaksi besar pada sebuah aset kripto X yang melejitkan harganya dari Rp 3.000 ke Rp 17.500 kurang dari 30 menit," tulisnya.
Menurutnya, hal seperti ini tidak wajar bagi seseorang yang sudah lama terjun di dunia trading. Pasalnya, koin tersebut tak menunjukkan perkembangan selama beberapa hari.
Akun @anvie kemudian menunjukkan adanya tiga transaksi yang terlibat dengan Kripto X tersebut.
"Bisa dilihat, ada akun yang menarik karena melakukan transaksi besar dari dan ke dengan alamat yang sama: 0xee61f5fb0db81d3a09392375ee96f723c0620e07."
Alamat tersebut terus melakukan transaksi secara berkala setiap beberapa menit.
Baca juga: Jadi Guru Indra Kenz, Fakarich Mangkir Tanpa Alasan Dari Pemeriksaan Bareskrim Polri
Hingga akhirnya ia menemukan 2 alamat lain yang juga mencurigakan.
Dari tiga alamat tersebut, ditemukan bahwa ada aset dengan nominal fantastis yang dipegang oleh ketiganya.
"Alamat 1: memiliki 763 aset senilai $5,458,875 USD atau setara dengan 78 miliar rupiah dengan kurs dolar saat ini," tulisnya.
Kemudian alamat 2 memiliki aset 241 + 17 (NFT) senilai $3,701,593 USD atau setara dengan 53 miliar rupiah.
Dan alamat 3 memiliki aset digital dengan nilai $8,677,694 USD atau setara dengan 124 miliar rupiah.
Tak menyebutkan namanya, namun pemaparan akun @anvie mengarah ke aset kripto milik Indra Kenz yang sebelumnya disebutkan mencapai Rp 78 miliar.
Anvie membandingkan portfolio wallet milik tersangka yang ditunjukkan pada Desember 2021. Dari situ ditemukan koneksi yang melibatkan Binance dan Indodax.
"Sebagai tambahan saya menemukan juga kutipan dari salah satu media online terkemuka yang pernah menyebutkan nilai portfolio tersangka sebesar 73,9 M, dilihat dari sini maka alamat 1 paling dekat dengan nilai 78 M (nilai mungkin naik turun berdasarkan kurs)," tulis Anvie.
Ulasan tersebut kemudian mendapat tanggapan dari netizen yang pernah melakukan tangkapan layar penghasilan Indra Kenz di Indodax.
Dalam screenshoot tersebut, Indra Kenz memiliki nilai aset mencapai Rp 38 triliun dari transaksi kripto.
"Min, saya pernah screenshoot storynya indrakenz waktu bulan Februari 2021, doi lagi story tentang crypto + aset aset apa aja yg dia pegang, dia tunjukin di platfom Idx ke followersnya, ga sengaja saya ss keliatan saldonya dia, liat sendiri saldonya ada berapa," tulis akun @lukkmanulhakim2.
Ia pun menyebutkan bahwa tangkapan layar tersebut adalah murni dari layar ponsel Indra Kenz.
Dihubungi terpisah, Kasubdit II Dittipideksus Bareskrim Polri, Kombes Pol Chandra Sukma Kumara mengatakan pihaknya masih tmencari keberadaan alamat pemilik akun twitter @anvie bernama Robin Syihab itu.
Chandra menyampaikan bahwa Robin rencananya akan dipanggil ke Bareskrim untuk dimintai keterangan.
"Lagi kita cari alamat yang bersangkutan," ujar Chandra.
Polisi sebelumnya memang sudah menduga Indra Kenz memiliki tim yang membantu menyembunyikan rekening serta melakukan pemindahan uang.
Baca juga: Bareskrim Cari Pemilik Akun Twitter Yang Ungkap Dugaan Indra Kenz Sembunyikan Aset Bentuk Kripto
"Arahnya ada tim beberapa orang. Tim yang membantu menyembunyikan rekeningnya, memindahkan uangnya, seperti itu," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan saat dikonfirmasi, Kamis (17/3/2022).
Oleh sebab itu, kata dia, penyidik saat ini akan menelisik keterlibatan dari orang-orang yang tergabung dalam tim Indra Kenz tersebut.
Menurutnya, tak menutup kemungkinan mereka dapat menjadi tersangka di kasus ini.
"Ada beberapa rekan-rekannya. Kami akan tindak terus. Kalau memenuhi dua alat bukti," ucap dia.
Whisnu mengatakan aset dalam rekening Indra yang disita sebesar Rp 1,8 miliar. Polisi pun curiga Indra sudah memindahkan uangnya.
"Pada saat kita mau sita, dia kan rekeningnya sudah sedikit. Sudah ada yang ajarin tuh. Cuma Rp 1,8 miliar rekeningnya tuh. Sudah dipindahin," jelasnya.
Polisi sudah menetapkan Indra Kenz sebagai tersangka dugaan tindak pidana judi online dan/atau penyebaran berita bohong melalui media elektronik dan/atau penipuan, perbuatan curang dan/atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait aplikasi Binomo.
Setelah Indra ditahan, penyidik langsung melakukan tracing aset Indra Kenz.
Pelacakan dilakukan terhadap orang terdekat Indra, termasuk kekasihnya, Vanessa Khong hingga calon mertuanya.
Polisi mengungkapkan bahwa Indra memiliki keterkaitan langsung dengan Binomo.
Ia direkrut untuk menjadi afiliator dan mempopulerkan aplikasi investasi tersebut. (tribun network/igm/dod)