News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter Terawan Diberhentikan Dari IDI

Dar Edi Yoga Ungkap Respons Terawan Saat Dipecat dari Keanggotan IDI

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendiri Beranda Ruang Diskusi, Dar Edi Yoga (kiri) bersama dengan Prof DR Dr Terawan Agus Putranto, SpRad (K) RO (kanan). (istimewa)

TRIBUNNEWS.COM - Pendiri Beranda Ruang Diskusi (BRD) Dar Edi Yoga mengungkap respons dr. Terawan Agus Putranto saat dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

Diwartakan Tribunnews.com, pemecatan dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, Jumat (25/3/2022).

Pada hari yang sama saat pembacaan Muktamar tersebut, Yoga mengaku bertemu dengan Terawan.

Mantan Menteri Kesehatan, dr Terawan Agus Putranto. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pertemuan ini dengan maksud untuk berkonsultasi terkait kerabat yoga yang juga merupakan pasien 'cuci otak' Terawan. 

Yoga mengatakan tidak ada respons berarti dari Terawan saat mendapat kabar pemberhentiannya. 

Menurutnya, Terawan tidak terkejut dan ia menilai perlakuan IDI semacam ini kepada eks menkes adalah hal yang kerap terjadi. 

"Kebetulan pada hari Jumat saya ketemu dr. Terawan, ada janji, ketemu untuk konsultasi masalah hal lain soal keponakan yang sakit,"

"Begitu dapat surat seperti itu, responsnya beliau itu ya biasa saja, datar,"

"Karena ini kan sudah sering sekali dr Terawan diperlakukan seperti ini, perlakuan segala macam" ungkap Yoga dalam Acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Pemecatan dr. Terawan oleh IDI Momentum Amandemen UU Praktek Kedokteran

Lebih lanjut, Yoga juga menyayangkan adanya pemecatan Terawan. 

Lantaran menurutnya Terawan adalah aset bagi bangsa. 

"Dia kan sosok yang besar ya, kalau menurut saya Terawan itu aset bangsa yang tidak ada duanya,"

"Dengan pemikirannya, dia dihormati di luar negeri tapi dikebiri di negeri sendiri," kata Yoga

Baca juga: Dipecat IDI, Terawan Disebut Langgar Kode Etik Berat soal Terapi Cuci Otak dan Promosi Vaksin

Ia juga menilai Terawan adalah sosok yang religius.

Menurutnya, Terawan tidak pernah mau berkonfrontasi di publik dan mengeluarkan pernyataan yang riskan. 

"Dan dia itu orangnya religius, jadi tidak pernah mau berkonfrontasi di publik, tidak mau mengeluakan pernyataan yang macam-macam," 

"Saya tau sekali karakternya, karena saya dulu sebagai jurnalis pernah mewawancarai soal Digital Subtraction Angiography (DSA) yang ditentang atau vaksin nusantara, dia enggak mau," ucap Yoga. 

Baca juga: Deretan Kontroversi Terawan Agus Putranto hingga Berakhir Dipecat IDI, Penggagas Terapi Cuci Otak

Surat Keberatan Pemecatan Dilayangkan PDRSI

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Persatuan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) menyatakan keberatan atas keputusan memberhentikan Terawan.

Dalam suratnya, Ketua Umum PDSRI Hartono Yudi Sarastika meminta IDI meninjau kembali keputusan tersebut.

Hartoni mengutip pasal 8 ayat 4 ART IDI yang berbunyi "Anggota yang diskors dan atau diberhentikan dapat melakukan pembelaan dalam forum yang ditunjuk untuk itu".

"Kami mohon putusan ini ditinjau kembali. PDSRI membuka komunikasi dan kerja sama dengan PB IDI dalam penyelesaian masalah ini," tulis surat tertanggal 25 Maret itu.

Kemenkes Perlu Turun Tangan

Anggota DPR RI Komisi IX fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil tindakan.

Kemenkes harus memfasilitasi pertemuan IDI dengan Terawan.

Berbagai persoalan dan isu yang beredar menurutnya harus diselesaikan.

Saleh juga menyebut Terawan adalah salah satu dokter terbaik yang dimiliki Indonesia.

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Sabtu (26/3/2022). (Tangkapan Layar Youtube Kompas TV)

Baca juga: Pimpinan DPR Sufmi Dasco: Pemecatan Terawan Bahaya Bagi Masa Depan Kedokteran 

Sebagai dokter dan anggota TNI, banyak prestasi yang sudah ditorehkan.

Bahkan tidak berlebihan bila disebut bahwa RSPAD menjadi salah satu rumah sakit besar yang berkualitas baik berkat tangan dingin Terawan.

"Saya benar-benar terkejut dengan keputusan itu,"

"Muktamar semestinya dijadikan sebagai wadah konsolidasi dan silaturrahim dalam merajut persatuan. Kok ini malah dijadikan sebagai wadah pemecatan. Permanen lagi. Ini kan aneh ya?," ujarnya.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Rina Ayu P)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini