Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Golkar kembali mendorong aktivitas dakwah Majelis Dakwah Islamiyah (MDI).
Aktivitas MDI dihidupkan kembali mengingat posisi strategis umat Islam dalam pembangunan nasional, sekaligus lingkungan strategis yang menuntut ormas Islam harus lebih kontributif.
"Tantangan bangsa kian besar dalam menghadapi ideologi transnasional. Sementara di dalam negeri masalah ekonomi juga menjadi tantangan umat Islam," ujar politisi Golkar Singgih Januratmoko dalam keterangannya, Minggu (27/3/2022).
Ia melihat MDI memiliki peran besar dalam dakwah pada masa Orde Baru, dan mampu melewati era Reformasi.
Kebangkitan MDI diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi bangsa dalam bidang ekonomi dan penguatan karakter bangsa.
Setelah beberapa tahun vakum, MDI melaksanakan Muktamar Luar Biasa pada 26-27 Maret di Hotel Grandhika Kebayoran Jakarta.
Menurut Singgih kebangkitan MDI merupakan program Ketua Umum DPP Golkar.
Baca juga: Airlangga Targetkan Golkar Bali Tambah Perolehan Suara
"Setelah beberapa organisasi sayap vakum, Ketua Umum Airlangga Hartarto, menghidupkan kembali untuk lebih dekat dan memahami problematika masyarakat," ujar Singgih.
MDI diharapkan dapat menjaga serta membangun Indonesia ke depan.
Terutama masalah kebangsaan, yang kini menghadapi radikalisme dan nasionalisme sempit, yang mementingkan kelompok atau golongan.
"MDI harus bisa tampil dalam menjaga Pancasila dan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI tetap lestari,” imbuhnya.
Pada sesi pemilihan ketua umum, KH Chaerul Anam Plt Ketua Umum MDI, akhirnya terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Majelis Dakwah Islamiyah untuk periode kepengurusan 2022-2027.
Dengan demikian maka MDI yang setelah 6 tahun vakum, kini bangkit kembali.
Sementara itu, KH Chaerul Anam, Plt Ketua Umum Majelis Dakwah Islamiyah yang terpilih menjadi Ketua Umum MDI pada muktamar Luar Biasa tersebut dalam pidato perdananya berjanji akan membawa MDI sebagaimana khitahnya, yakni berdakwah.
"Pada era modernisasi globalisasi, dakwah sudah harus bisa mengikuti perkembangan, MDI kedepan akan menjadi ormas yang bisa menciptakan dai-dai pembangunan dan moderasi di setiap daerah," imbuhnya.
Ia menargetkan, minimal akan ada satu dai di setiap kampungnya, dengan menargetkan dakwah terutama para generasi millennial.
"Sehingga mereka akan mengenal MDI. Di era digitalisasi ini, dakwah yang akan kita lakukan juga dengan memanfaatkan media yang ada," harapnya.