TRIBUNNEWS.COM, KENDARI -- Seorang perwira polisi di Polda Sulawesi Tenggara gugur saat mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa di Kendari.
Ipda Imam Agus Husein anggota satuan Brimob Polda Sultra meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra, pada Senin (11/4/2022) sekira pukul 17.30 Wita.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan membenarkan ihwal kejadian tersebut.
"Benar, gejalanya sesak napas lalu meninggal dunia," kata Ferry Walintukan saat dihubungi melalui WhatsApp Messenger, Senin malam.
Baca juga: Istana Kecam Kekerasan Terhadap Ade Armando dalam Demonstrasi di Depan Gedung DPR
Imam Agus yang bertugas di Satuan Brimob Polda Sultra adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2020.
Menurut Kombes Pol Ferry Walintukan, belum mengetahui pasti penyebab IPDA Imam Agus Husen mengalami sesak napas.
"Kami belum dapat informasi pasti dari anggota-anggota di lapangan," kata Kombes Pol Ferry Walintukan.
Kendati demikian, Ferry memastikan, Ipda Imam Agus Husen tidak berhubungan langsung dengan bentrok mahasiswa.
Baca juga: Aksi Jalan Mundur Menuju DPR, KAMMI: Simbol Mundurnya Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat
Pasalnya, kata Kombes Pol Ferry Walintukan, IPDA Imam Agus Husen tergabung dalam Tim Mobile Pasukan Brimob Polda Sultra.
Sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit Bayangkara Kendari, anggota Brimob Polda Sultra, Ipda Imam Agus Husein sempat terbentur pintu mobil.
IPDA Imam Agus Husein meninggal dunia usai pengamanan demo mahasiswa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (11/4/2022).
Demo mahasiswa di Kota Kendari, Provinsi Sultra itu guna menolak perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan Pemilu, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Baca juga: Sebut Pengeroyokan Ade Armando Direncanakan, IPW Minta Polri Usut Pihak yang Menunggangi Demo BEM SI
Demo sempat ricuh ketika terjadi gesekan antara kepolisian dan mahasiswa.
Mahasiswa memulai dengan menghujani dengan lemparan batu kearah kepolisian yang mengamankan demo.
Merespon, petugas kepolisian melepaskan tembakan gas air mata.
Gesekan antara mahasiswa dengan kepolisian memakan waktu beberapa jam.
Namun akhirnya, petugas kepolisian berhasil memukul mundur demonstran.
Berselang beberapa saat saat kondisi mulai mereda, tersiar kabar bahwa seorang anggota kepolisian meninggal dunia.
Baca juga: Demo Mahasiswa di Makassar Ricuh, Bakar Ban Blokade Jalan hingga Lempar Batu ke Gedung DPRD Sulsel
Ipda Imam Agus Husein, anggota dari Brimob Polda Sultra yang bertugas mengamankan demo, meninggal dunia.
Ia merupakan personel yang bertugas sebagai Kepala Unit (Panit) II Subdetasemen II Detasemen Gegana Brimob Polda Sultra.
Sementara saat pengamanan demonstrasi di depan Gedung DPRD Sultra, IPDA Imam Agus Husen bertugas di Tim Mobile.
Sebelum meninggal dunia di rumah sakit, ia sempat mengalami kecelakaan sekira pukul 15.45 Wita.
Hal ini sebagaimana penjelasan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan.
"Dia lagi di atas mobil (barakuda) terbentur sama pintunya, pintu mobil itu berat," kata Kombes Pol Ferry Walintukan saat dihubungi melalui WhatsApp Messenger Senin (11/4/2022) malam.
Selanjutnya, IPDA Imam Agus Husen mengalami sesak napas dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra.
"Setelah sesak napas, dia (IPDA Imam Agus Husen) meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara sekira pukul 17.30 Wita," bebernya.
Demo mahasiswa tersebut berlangsung di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sultra pada Senin (11/4/2022) siang.
Ratusan masa aksi yang merupakan gabungan dari berbagai kapus di Kota Kendari, ikut terlibat dalam demo penolakan penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, dan kenaikan harga BBM tersebut.
Awalnya demo mahasiswa berjalan kondusif.
Lalu beberapa saat kemudian, terjadi ricuh antara masa aksi dan petugas kepolisian sekira pukul 13.25 Wita.
Bermula dari aksi sejumlah mahasiswa yang datang dari arah perempatan yang menghubungkan gedung DPRD Sultra dengan area Tugu MTQ Kendari.
Saat itu, beberapa mahasiswa sempat melempar batu kearah polisi yang mengamankan demo. Namun, polisi tak merespon lemparan baru tersebut.
Terus-menerus didesak demonstran, polisi akhirnya menembakkan gas air mata dengan niat membubarkan massa.
Meskipun demikian, mahasiswa enggan menyerah dan terus-menerus bertahan.
Setidaknya, hingga pukul 14.00 Wita, polisi dan mahasiswa masih bergesekan. (Tribun Sultra)