TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Chriswanto Santoso menyayangkan kasus pengeroyokan yang menimpa Ade Armando, pada 11 April lalu.
Terlebih lagi hal tersebut terjadi di bulan Ramadan yang harusnya dapat menjadi momentum bagi orang untuk belajar menahan diri.
Menurutnya kasus tersebut juga menunjukkan pentingnya orang untuk beretika di sosial media.
"Supaya menjadi perhatian kita semua, emosional yang kita bangun di dunia maya bisa lari ke dunia nyata," kata Chriswanto saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (19/4/2022).
Menurutnya kasus yang menimpa Ade Armando bisa jadi amarah yang ada di dunia maya, yang ternyata saat dilampiaskan di dunia nyata fatal akibatnya.
Oleh sebab itu, ribut-ribut di dunia maya dapat menyebabkan kegaduhan dan merusak negara.
Sehingga kejujuran dan etika menurutnya juga penting dibangun di dunia maya.
"Di dunia maya ada etika, di dunia maya juga ada tata aturan. Moralitasnya juga ada. Maka jangan sampai menimbulkan emosional di dunia maya," ujarnya.
Baca juga: Kasus Pemukulan Ade Armando Penanda Masih Adanya Luka akibat Polarisasi karena Perbedaan Politik
"Ingat, emosional di dunia maya itu bisa juga terjadi di dunia nyata," lanjutnya.
Chriswanto mengatakan, manusia dengan moralitas yang luhur akan menjadi pribadi yang mampu mengendalikan diri.
Justru sikap emosional dan amarah dapat menghilangkan nilai luhur demokrasi.
"Emosional dengan menghajar orang lain itu mendegradasi nilai perjuangan yang dicanangkan. Cara berdemokrasi yang baik, kita jangan mudah terpancing," ujarnya.