“Itu baru diperkirakan nggih, karena saat itu belum ada informasi lebih lanjut, karena tidak ada penanggungjawab dan tidak ada identitas pasien," jelasnya.
Namun, yang menyulitkan pasien tersebut tidak membawa identitas diri, bahkan ada satu ponsel tetapi terkunci.
Sehingga pihak RS tidak bisa membuka dan mengabarkan pada keluarga.
"Pasien juga enggan bicara, entah karena memang tidak mau berbicara atau tidak bisa berbicara karena menahan sakit," aku dia.
Karena kesulitan mengurai identitas pasien, pihaknya lantas berkoordinasi dengan Polres Boyolali.
Petugas Polres Boyolali lantas datang untuk memastikan pasien tersebut.
"Kemudian sekitar pukul 20.30 keluarga pasien datang ke RS Hidayah," kata dia.
Setelah ada persetujuan untuk merujuk pasien ke RS Dr Moewardi Solo guna mendapat penanganan lebih lanjut.
"Saat dirujuk dengan ambulans kami dan keluarga pasien, juga dengan pengawalan dari kepolisian. Kami tidak tahu dari Polresta Solo atau Polres Boyolali," papar Agung.
"Jadi selama dalam pantauan perawatan kami dari pukul 16.30 sampai 20.30 itu denyut jantung dan lainnya istilahnya semuanya dalam kondisi normal," terangnya.
Agung mengaku hingga pasien dirujuk ke RS Dr Moewardi, pihaknya sama sekali tidak mengetahui identitas pasien.
“Kami hanya hanya memberikan rekomendasi untuk merujuk pasien, karena luka pada pasien harus dilakukan operasi,” pungkasnya.
Sumber:
Oknum Polisi Masuk Sindikat Jahat: Tak Ada Takutnya Saat Mau Ditangkap, Ambruk Didor Rekan Seprofesi