TRIBUNNEWS.COM - Salat Tasbih merupakan salah satu shalat sunnah.
Artinya, apabila dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan bila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa.
Shalat tasbih merupakan salat yang didalam ruku' dan sujudnya ada tambahan beberapa bacaan.
Pelaksanaannya yakni salat dua rakaat dengan niat shalat sunah mutlak kemudian salam setiap dua rakaat.
Baca juga: Shalat Lailatul Qadar Jam Berapa? Ini Tata Cara Shalat Malam Lailatul Qadar dan Doanya
Dalil tentang shalat tasbih ini bersandar pada hadits dari Ibnu Abbas ra. seperti yang diriwaytkan oleh Abu Daud berikut ini.
"Wahai Abbas, wahai pamanku, sukakah paman, aku beri, aku karuniai, aku beri hadiah istimewa, aku ajari sepuluh macam kebaikan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa? Jika paman mengerjakan hal itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa paman, baik yang awal dan yang akhir, baik yang telah lalu atau yang akan datang, yang di sengaja ataupun tidak, yang kecil maupun yang besar, yang samar-samar maupun yang terang-terangan. Sepuluh macam kebaikan itu ialah; "Paman mengerjakan shalat empat raka'at, dan setiap raka'at membaca Al Fatihah dan surat, apabila selesai membaca itu, dalam raka'at pertama dan masih berdiri, bacalah; "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah selain Allah dan Allah Maha besar) " sebanyak lima belas kali, lalu ruku', dan dalam ruku' membaca bacaan seperti itu sebanyak sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dari ruku' (i'tidal) juga membaca seperti itu sebanyak sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud (duduk di antara dua sujud) juga membaca sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dan membaca sepuluh kali, Salim bin Abul Ja'd jumlahnya ada tujuh puluh lima kali dalam setiap rakaat, paman dapat melakukannya dalam empat rakaat. Jika paman sanggup mengerjakannya sekali dalam sehari, kerjakanlah. Jika tidak mampu, kerjakanlah setiap Jumat, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap bulan, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap tahun sekali. Dan jika masih tidak mampu, kerjakanlah sekali dalam seumur hidup." (HR. Abu Daud no. 1297).
Meski begitu, ada perbedaan pandangan dari ulama tentang pengerjaan shalat tasbih ini.
Menurut sebagian Ulama Syafi’iyyah, hukum shalat tasbih adalah sunnah.
Namun ada pula ulama yang menghukumi salat tasbih ini mubah atau diperbolehkan.
Adapun untuk tata cara salat tasbih adalah sebegai berikut, seperti dikutip dari situs Kementerian Agama Bangka Belitung, babel.kemenag.go.id.
Baca juga: Siapa Saja Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah?
Tata Cara Salat Tasbih
1. Membaca niat
Niat salat Tasbih di siang hari:
Usholli sunnatat Tasbihi arba'a rak'aatin lillahi ta'alaa.
Artinya: Aku niat salat Tasbih empat rakaat karena Allah Ta'ala.
Niat salat Tasbih di malam hari:
Usholli sunnatat Tasbihi rak'aatin lillahi ta'alaa.
Artinya: Aku Niat salat Tasbih dua rakaat karena Allah Ta'ala.
2. Takbiratul ihram
3. Baca doa iftitah
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Baca surat pendek (Al-Qur'an)
Sebelum rukuk terlebih dahulu membaca kalimat subhanallah wal hamdu lillah wa la ilaha illallahu wallahu akbar (atau bacaan Tasbih) sebanyak 15 kali.
Setelah itu baru kemudian melakukan rukuk.
6. Rukuk dan baca doa seperti salat biasa
Kemudian dilanjut membaca Tasbih sebanyak 10 kali.
7. Iktidal dan baca doa seperti biasa
Kemudian dilanjut membaca Tasbih sebanyak 10 kali.
8. Sujud dan baca doa seperti biasa
Kemudian dilanjut membaca Tasbih sebanyak 10 kali.
9. Duduk di antara dua sujud dan baca doa seperti biasa
Kemudian dilanjut membaca Tasbih sebanyak 10 kali.
10. Sujud untuk kedua kalinya dan baca doa seperti biasa
Kemudian dilanjut membaca Tasbih sebanyak 10 kali.
11. Baca Tasbih sebelum rakaat ke-2
Sebelum berdiri untuk melaksanakan rakaat ke-2, duduk sejenak untuk membaca Tasbih sebanyak 10 kali.
12. Berdiri dan kerjakan rakaat ke-2 dengan bacaan dan membaca Tasbih sama seperti rakaat pertama.
13. Duduk tasyahud akhir
Sebelum membaca doa tasyahud akhir, terlebih dahulu membaca Tasbih sebanyak 10 kali
14. Salam
Baca juga: Bacaan Niat Shalat Dhuha dan Tata Caranya, Dilengkapi Doa Setelah Shalat Dhuha
Doa Setelah Salat Tasbih
Setelah selesai menjalankan salat Tasbih, kita dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك تَوْفِيقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَك،
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِي عَنْ مَعَاصِيكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِك عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاك وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ بِالتَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْك حَتَّى أَخْلُصَ لَك النَّصِيحَةَ حَيَاءً مِنْكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحَتَّى أَكُونَ أُحْسِنَ الظَنَّ بِكَ، سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ. ا هـ وَفِي رِوَايَةٍ خَالِقِ النُّورِ
Allâhumma innî as’aluka taufîqa ahlil hudâ, wa a‘mâla ahlil yaqîn, wa munâshahata ahlit taubah, wa ‘azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta‘abbuda ahlil wara‘i, wa ‘irfâna ahlil ‘ilmi hattâ akhâfak.
Allâhumma innî as’aluka makhâfatan tahjizunî ‘an ma‘âshîka hattâ a‘mala bi thâ‘atika ‘amalan astahiqqu bihî ridhâka wa hattâ unâshihaka bit taubah, khaufan minka hattâ akhlusha lakan nashîhata hayâ’an minka wa hattâ atawakkala ‘alaika fil ’umûri kullihâ wa hattâ akûna ’uhsinuz zhanna bika, subhâna khâliqin nûr (lain riwayat khâliqin nâr).
Artinya, “Ya Allah, kepada-Mu aku meminta petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin, ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar, kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap, ibadah mereka yang wara’, dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku menjadi takut kepada-Mu.
Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan demikian aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada ridha-Mu, dan aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Mahasuci Engkau Pencipta cahaya (lain riwayat, Pencipta api).”
(Tribunnews.com/Widya/Arif Fajar Nasucha) (Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta) (Tribun Manado)