TRIBUNNEWS.COM - Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi kembali menyampaikan rilis hasil survei evaluasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
Burhanuddin menyebut, penilaian buruk terhadap kinerja pemerintahan dalam persoalan penanganan ekonomi, meningkat.
Peningkatan citra buruk ini terjadi akibat adanya masalah kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng yang terjadi di Indonesia.
Dikutip dari Kompas Tv, Selasa (26/4/2022) dalam survei LSI disebutkan peningkatan penilaian buruk ini terjadi mulai bulan Februari hingga April 2022.
Padahal sebelumnya penilaian buruk kinerja pemerintah telah berangsur-angsur turun dari puncaknya.
Baca juga: Survei Populi Center soal Kepercayaan Publik pada Lembaga Negara: TNI Teratas, Parpol Paling Buncit
Baca juga: Mahfud:MD Survei Lembaga Kepresidenan, 82 Persen Rakyat Papua Minta Pemekaran Wilayah
Sebagaimana diketahui, penilaian buruk atau ketidakpuasan publik pada kinerja pemerintah dalam persoalan ekonomi meningkat tajam pada Mei 2020.
"Kondisi ekonomi nasional itu buruk di mata responden itu trennya terus-menerus turun dibanding Mei 2020, atau pada masa kuartal pertama saat kita menghadapi pandemi Covid-19."
"Jadi presepsi negatif itu turun sampai Desember 2021 dan berhenti di Januari 2022."
"(Akan tetapi) mereka yang mengatakan kondisi ekonomi buruk, ada indikasi meningkat di Februari hingga April 2022."
"Nah (pada momen itu) kita tahu, pada saat itu ada kelangkaan minyak goreng," terang Burhanuddin.
Baca juga: Survei Charta Politika: 68,5 Persen Publik Setuju Jokowi Kembali Lakukan Reshuffle Menteri Kabinet
Tak hanya penilaian kinerja pemerintah dalam persoalan ekonomi saja, penilaian buruk atau ketidakpuasan terkait kondisi politik nasional juga mengalami peningkatan.
Padahal sebelumnya pada Februari 2022, hasil survei menunjukkan kondisi perpolitikan nasional dinilai baik di mata responden.
Namun, hasil tersebut berbanding terbalik pada saat ini, di mana terjadi peningkatan jumlah responden yang menilai kondisi perpolitikan nasional, buruk.
"Di bulan Februari 2022, terkahir kita rilis, itu yang mengatakan kondisi perpolitikan nasional baik itu masih lebih banyak ketimbang yang mengatakan kondisi politik nasional buruk."
Baca juga: Survei Charta Politika: Polri Masuk Tiga Besar Lembaga Negara yang Paling Dipercaya Publik
Baca juga: Survei Populi Center: TNI, Presiden, dan Polri Lembaga yang Paling Dipercaya Publik saat Ini
"Saat itu terlihat baik, tapi terlihat ada perubahan beberapa bulan terakhir dan itu terlihat pada 14-19 April 2022 itu yang mengatakan konsisi politik nasional buruk, itu meningkat tajam."
"Yakni dari 19,9 persen di Februari 2022 menjadi 31,7 persen (saat ini)," jelas Burhanuddin.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)