TRIBUNNEWS.COM - Berikut bacaan niat dan ketentuan puasa Syawal, dilengkapi dengan huruf arab dan latin.
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah selama 6 hari yang dikerjakan di bulan Syawal atau setelah Ramadhan.
Anjuran melaksanakan Puasa Syawal tercantum dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
Dalam hadist itu, Nabi Muhammad SAW mengungkap keutaamaan Puasa Syawal.
Menurut Nabi, orang yang melaksanakan puasa Ramadhan dan diikuti dengan puasa Syawal maka pahalanya sama dengan puasa selama satu tahun.
Baca juga: Contoh Khutbah Jumat Bulan Syawal: Merawat Amal Saleh di Bulan Syawal
Berikut hadistnya sebagaimana dikutip dari laman Kemenag:
“Barang siapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim).
Kapan puasa Syawal bisa dikerjakan
Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Shidiq M.Ag menyampaikan, puasa Syawal dikerjakan selama enam hari.
Puasa syawal bisa dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal.
Sementara pada 1 Syawal dilarang (haram) berpuasa karena merupakan Hari Raya Idul Fitri.
Dengan demikian, puasa Syawal sudah bisa dikerjakan mulai Selasa, 3 Mei lalu.
Akan lebih baik jika dilakukan secara berturut selama enam hari mulai hari kedua Syawal.
Namun, jika merasa kesulitan, maka diperbolehkan tidak berurutan, asalkan berpuasa sebanyak enam hari dan masih di bulan Syawal.
Bacaan niat puasa Syawal
Sebelum puasa, baca terlebih dulu niat puasa Syawal.
Berikut ini bacaan niat puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.
Berikut ini lafalnya :
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”
Baca juga: Niat Puasa Syawal dalam Tulisan Arab & Latin, Perhatikan Waktu Melafalkannya, Beda dengan Ramadhan
Puasa Syawal dulu atau bayar utang puasa dulu?
Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan, wajib menggantinya di hari lain.
Lantas muncul pertanyaan, apabila seseorang memiliki utang puasa Ramadhan, mana yang lebih baik, mengganti utang puasa dulu atau melaksanakan puasa Syawal lebih dulu?
Dikutip dari laman Kemenag, menurut para ulama, apabila seseorang tidak berpuasa di bulan Ramadhan karena ada udzur, misalnya karena sakit atau karena haid, maka boleh langsung berpuasa Syawal.
Sementara bagi yang sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan padahal tidak ada udzur, maka haram baginya berpuasa Syawal sebelum mengganti utang puasa Ramadhan.
(Tribunnews.com/Daryono0