TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hepatitis akut misterius yang menyasar anak-anak telah masuk di Indonesia, merenggut nyawa tiga anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan investigasi kontak.
Hal tersebut dilakukan guna mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus hepatitis akut pada Anak.
Di mana ketiga anak tersebut, diketahui telah dalam kondisi stadium lanjut. Sehingga penanganan terlambat dan kondisinya dalam berat.
Baca juga: Apakah Vaksin Hepatitis A dan B Mampu Lindungi Anak dari Hepatitis Akut?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pun telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus Hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus segera melakukan upaya antisipasi terhadap penyebaran penyakit Hepatitis Akut ini.
Baca juga: Diduga Menular Lewat Saluran Cerna dan Pernafasan, Ini Gejala dan Cara Mencegah Hepatitis Akut
Misalnya dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Pemprov DKI harus bisa melakukan antisipasi dini terhadap penyakit Hepatitis Akut ini, seperti sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Di samping itu, tetap melakukan upaya pengendalian Covid-19 dengan mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan," kata Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (7/5/2022).
Pria yang disapa Kent itu menambahkan, Pemprov DKI Jakarta harus melibatkan seluruh elemen dalam sosialisasi dan meng-edukasi penyakit Hepatitis Akut kepada masyarakat agar bisa menghentikan berkembangnya penyakit tersebut.
"Harus melibatkan seluruh elemen Pemerintahan dan masyarakat dalam melakukan sosialisasi, dan juga seluruh unsur yang terlibat sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ada di tengah masyarakat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Lalu, sambung Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi D itu, Pemprov DKI harus bisa memberikan perlindungan awal bagi masyarakat yang rentan dengan membantu memberikan kesediaan vitamin, dan makanan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, batita, balita, lansia dengan kategori ekonomi lemah.
"Pemprov DKI harus lebih waspada, dan berikan upaya perlindungan kepada masyarakat rentan Jakarta seperti memberikan vitamin dan makanan yang bergizi. Dan saya imbau harus disiplin menerapkan PHBS," ujar Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.
Baca juga: AS Selidiki 5 Kematian Anak dan 109 Kasus Terkait Penyakit Hepatitis Misterius
Kent pun berpesan jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, maka segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.
Selain itu, ia pun meminta seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut serta segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes DKI Jakarta.
"Saya minta fasilitas kesehatan harus menangani langsung bagi masyarakat yang mempunyai gejala-gejala seperti terjangkit hepatitis, jangan bertele-tele dan mempersulit," kata Kent.
Perlu diketahui, Kemenkes RI menjelaskan beberapa gejala hepatitis yang perlu diwaspadai antara lain gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran.
Sejauh ini, penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui.
Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut Diduga Menyebar Lewat Saluran Cerna, Ini Gejala dan Langkah Pencegahannya
Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Sementara, gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah) tapi sebagian besar kasus, tidak ditemukan adanya gejala demam.
Sehubungan muncul wabah Hepatitis misterius di tengah Covid-19, Kemenkes RI meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Lebih lanjut dia mengimbau untuk tetap, melakukan pencegahan, dengan mematuhi protokol kesehatan.
Sekadar informasi, 3 pasien anak yang meninggal dunia di Indonesia berusia belia dari 2 hingga 11 tahun. Sementara, WHO pertama kali menerima laporan, pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology), pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.