News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Hepatitis

Cegah Hepatitis Akut Jadi Epidemi, Pemerintah Diharapkan Belajar dari Deteksi Dini Covid-19

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI hepatitis pada anak.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus Hepatitis akut misterius hingga saat ini masih belum diketahui penyebabnya. 

Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, butuh data yang memadai untuk menyimpulkan penyebab dan mekanisme penyebaran. 

Lanjut Dicky, melihat data saat ini, ia mengklaim tren yang ada masih jauh untuk menyebabkan pandemi. 

Namun, situasi ini menurutnya bisa menyebabkan epidemi. 

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

Baca juga: Cara Mencegah Hepatitis Akut pada Anak, Menular Lewat Saluran Cerna dan Pernapasan

Baca juga: Bayi Laki-laki Berusia 10 Bulan di Singapura Menderita Hepatitis Akut

"Bahwa adanya kasus seperti ini, apakah bisa menjadi pandemi baru, rasanya menurut saya, melihat data yang ada, tren yang ada masih jauh akan menyebabkan pandemi," kata Dicky, Minggu (8/5/2022), sebagaimana dilansir Tribunnews.com.

Dicky berharap pemerintah dapat belajar dari kasus pandemi Covid-19.

Yakni dalam penanganan dengan memperkuat sistem kesehatan dan deteksi dini.

Pemerintah diharapkan dapat segera mendeteksi penyebab dan mekanisme penyebaran kasus ini. 

Baca juga: Dikaitkan dengan Hepatitis Akut, Dokter: Adenovirus Sering Jadi Penyebab Diare

Namun, menurutnya, hal terpenting saat ini ialah upaya pencegahan yang disosialisasikan ke masyarakat. 

"Personal higiene, sanitasi, kebersihan makanan dan minuman, maupun bagaimana menjaga 5M, kedisiplinan yang harus kita lakukan."

"Selain itu gencarkan pada publik literasi pencegahan ini," katanya.

Namun, menurut Dicky apa yang direncanakan pemerintah menyikapi masalah Hepatitis akut misterius sudah tepat.  

Perlu Perkuat Surveilans dari Faskes Tingkat Dasar

Lebih lanjut, Dicky menilai bio surveilans harus dibangun dari fasilitas kesehatan sampai tingkat dasar.

Dimulai dari praktik pribadi, klinik, puskesmas, sampai ke rumah sakit. 

Bio surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik.

"Ini akan memberikan suplai informasi data yang memadai. Bila terjadi atau munculnya suatu penyakit baru, bisa juga karena ada perubahan penyakit yang ada," kata Dicky. 

Cara Mencegah Hepatitis Akut pada Anak

Diwartakan Tribunnews.com, berikut cara untuk mencegah risiko infeksi hepatitis akut. 

Prof Dr dr Hanifah Oswari, Sp. A, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan.

Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (5/5/2022), dilansir laman Kemenkes.

Selain itu, diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.

Baca juga: Anak 7 Tahun di Tulungagung Meninggal Diduga Karena Hepatitis Akut: Kriteria Sesuai Kemenkes

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat adalah memberikan pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit ini.

Secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan.

Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Jika anak mengalami gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut pada Anak, Diduga Disebabkan Beberapa Virus

Jangan menunggu hingga muncul gejala berat atau kuning bahkan sampai penurunan kesadaran.

“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan."

"Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat."

"Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelamatkannya sangat kecil," terang Hanifah.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Nuryanti/Aisyah Nursyamsi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini