TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Sulawesi DPP Partai Golkar, Muhidin M Said membantah internal Beringin pecah terkait calon presiden (capres) Airlangga Hartarto.
"Tidak benar Golkar pecah. Mungkin hanya dinamika saja, biasalah mendekati pemilu. Yang jelas, Golkar solid mendukung Pak Airlangga Hartarto sebagai capres. Sesuai keputusan Munas Golkar pada Februari 2019, harus dijunjung tinggi seluruh kader," papar Muhidin, Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Adanya pihak-pihak yang mempertanyakan tidak bergeraknya elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai capres Golkar, menurut Muhidin, adalah hal yang biasa.
Akan tetapi, Golkar memiliki tim survei dan riset internal.
Di mana, hasil kajiannya, menurut Muhidin, lebih bisa dipertanggung jawabkan.
Baca juga: Bertemu Pimpinan KPU, Mahfud MD Pastikan Tahapan Pemilu Dimulai 14 Juni 2022
Baca juga: Mahfud MD Wanti-wanti Pimpinan KPU Soal Pelaksanaan Pemilu 2024
Baca juga: Mahfud MD Jawab Perihal Pelaku LGBT dan para Promotornya Tidak Ditindak Secara Hukum
Ia menyebut elektabilitas Airlangga Hartarto selaku Ketum Partai Golkar, terus bergerak naik.
"Enggak usah diajari, soal elektabilitas kita tahulah bagaimana itu. Kadang-kadang pelaku survei itu juga berpolitik lho. Kami di internal juga punya tim survei. Hasilnya, Alhamdulillah," ungkapnya.
Terkait desakan menggelar Munaslub untuk melengserkan Airlangga Hartarto, Muhidin mengaku, tidak yakin ada.
"Kalau pun ada, apa dasarnya?. Dan kalau bicara ada kelompok atau kubu yang kecewa adalah hal yang lumrah dalam kehidupan politik."
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Baca juga: Tiba di Kemendagri untuk Pelantikan Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw Disambut Pendukungnya
Seyogyanya, lanjut Muhidin, hal itu tidak perlu dikembangkan.
Lebih baik berpikir maju, berjuang keras bersama untuk mewujudkan kemenangan untuk Partai Golkar di Pemilu 2024.
"Mari kita buang seluruh pikiran-pikiran negatif dalam benak kita. Lebih baik bersatu untuk menjemput kemenangan Golkar di Pemilu 2024. Saya kira yang lebih pas," tukasnya.
Masih menurut pimpinan Banggar DPR ini, Munas Golkar pada 2019 tegas memutuskan Airlangga Hartarto sebagai capres tunggal Partai Golkar.
Tentu saja, keputusan tersebut harus dihormati dan dijalankan.
"Ingat, Golkar punya pengalaman terkait polemik internal di masa lalu. Begitu panjang dan melelahkan. Masak kita mau ulangi lagi. Saya yakin, masih banyak kawan-kawan yang sepakat untuk membesarkan Partai golkar sampai titik darah penghabisan," tuturnya.