News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Hepatitis

Pakar Epidemiolog Menduga Hepatitis Akut Tergolong Penyakit Baru

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebagian besar temuan kasus hepatitis akut di seluruh dunia menimpa anak usia di bawah 5 tahun.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hepatitis akut tidak bisa disamakan dengan hepatitis yang dikenal selama ini, yaitu hepatitis A,B,C,D dan E.

Oleh karenanya, pakar epidemiologi Dicky Budiman, menduga hepatitis akut tergolong penyakit baru.

"Jadi dugaan tergolong penyakit baru. Sayangnya etologi masih harus menuggu. Penyebabnya virus atau bakteri apa. Tapi yang jelas dugaan paling besar disebabkan oleh virus," katanya pada Tribunnews, Selasa (18/5/2022).

Baca juga: Di Paripurna Pembukaan Masa Sidang DPR, Puan Soroti Soal Hepatitis Akut

Tapi saat ini masih belum jelas penyebabnya. Karena harus diamati berdasarkan data dan punya metode ilmiah.

"Kalau misalnya penyebab itu harus ada di semua kasus. Ini belum ada. Dan harus ada bukti efek sebab akibatnya, sehingga dari situ tahu bagaimana penularannya," papar Dicky lagi. 

Karena dalam epidemiologi secara mendasar ada lima hal yang harus diketahui untuk menangani suatu penyakit.

Dimulai dari Pertama penyebabnya, kedua mekanisme penyebaran dan faktor manusia. Ketika siapa yang berisiko dan tidak. Ketiga faktor tempat, dan bisa dilihat secara geografis.

Keempat masa inkubasi dan kelima masalah infeksius. Lima aspek ini harus diketahui dari sisi epidemiologi. Jika tidak, maka akan sulit untuk menamai suatu penyakit. Termasuk bagaimana mencegah dan cara penularannya.

Baca juga: Sederet Studi yang Sebut SARS-CoV-2 Jadi Akar Munculnya Hepatitis Akut pada Anak

"Potensi hipotesa penularannya saat ini kalau melihat dari gejala ada yang melalui saluran cerna dan saluran pernapasan. Itu akhirnya menjadikan dasar awal sementara memprediksi mekanisme penularan," kata Dicky menambahkan. 

Jadi misalnya ada hipotesa terkait penularan melalui feka oral dan saluran nafas. Maka untuk sementara pencegahan bisa dilakukan dari dua hal di atas, sembari menunggu hasil dan data yang valid.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini