Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mewujudkan digitalisasi sektor pendidikan.
Kedua kementerian ini membuka kegiatan “Kick-Off Transformasi Digital Pendidikan” di Bali.
Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo I Nyoman Adhiarna berharap kepada tenaga pengajar agar bisa beradaptasi dengan teknologi.
"Kami menyambut baik (penggunaan teknologi dalam sektor Pendidikan) ini, karena kami percaya tidak ada yang bisa menggantikan peran bapak-ibu guru," ujar I Nyoman Adhiarna melalui keterangan tertulis, Kamis (26/5/2022).
Langkah ini dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan menyenangkan dengan bantuan teknologi.
Meski begitu, dirinya menilai peran guru menurutnya tidak bisa digantikan oleh teknologi.
"Secanggih apapun peran teknologi tersebut. Teknologi hanya sebagai sarana pendukung pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Dirjen GTK Kemendikbudristek Yaswardi menjelaskan program prioritas seperti Merdeka Belajar, Guru Penggerak, dan Kurikulum Merdeka yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek merupakan upaya dalam mewujudkan pendidikan berkualitas berbasis teknologi di seluruh Indonesia.
"Jadi konteks program program prioritas (Kemendikbud) ini dalam rangka menyiapkan Pendidikan berkualitas dari Sabang sampai Marauke, tanpa terkecuali, termasuk dalam wilayah 3T," tutur Yaswardi.
Baca juga: Kemendikbudristek Buka Prodi Diploma 2 Fast Track di 27 Program Studi
"Namun Kemendikbudristek tidak sendirian dalam menjalankan program-programnya, banyak mitra mitra taktik-strategis kita yang hebat, baik itu pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, maupun mitra-mitra lainnya," tambah Yaswardi.
Materi tentang transformasi digital Pendidikan Indonesia disampaikan oleh Tim Transformasi Digital Kantor Staf Dirjen Direktorat Jendral GTK Kemendikbudristek Bambang Saras Yulistiawan.
Pada materi berikutnya dibawakan oleh dua narasumber sekaligus yakni Managing Director Millealab, Andes Rizky dan Founder & CEO Assemblr, Hasbi Asyadiq, yang membuka diskusi seputar teknologi pendidikan menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
Kemudian materi terakhir di hari kedua dibawakan oleh CEO sekolah. id Hendry Cahya Irawan, dan Product Manager Pahamify, Ferry Fadli, yang membuka diskusi mengenai pemetaan potensi siswa.