Soal alasannya, mereka mengatakan Pak Ganjar orangnya merakyat, mirip dengan Jokowi.
“Alasan mereka simple, Pak Ganjar mirip Jokowi, merakyat! ada juga mengatakan pak Ganjar booming, tanpa ragu mereka jawab,” beber Azhari.
"Begitu dan seterusnya,” kata Azhari.
Melanjutkan, ditanya soal mengarah kepada Ganjar Pranowo, Projo Jatim Azhari mengatakan secara prinsip “ojo kesusu” jangan terburu-buru meskipun hasil roadshow menjawab Ganjar Pranowo.
Ini Pra Musra, konfirmasi atau konfrontir di awal di akar rumput itu sangat penting. Agar terukur, semua cara dan pendekatan dilakukan itu juga bersama cabang-cabang Projo di 38 Kab/Kota.
“Faktanya itu dilapangan, Ganjar Pranowo mayoritas. Apakah Projo Jatim putuskan mendukungnya, proporsional saja nanti, wait and see dulu lah, ini kan roadshow random access dan hasil observasi verbal dengan para ketua cabang-cabang Projo di daerah, ini upaya juga,” tegas Azhari.
Baca juga: Kerap Disebut Relawan Rasa Partai, Bagaimana Kekuatan Projo Jika Jadi Parpol?
Azhari membeberkan, Presiden Jokowi di Rakernas menyampaikan 'ojo kesusu' soal siapa yang akan didukung. Artinya, Projo Jatim akan step by step.
"Pertama akomodir serapan aspirasi-aspirasi hasil roadshow. Kedua, Musra DPD akomodir cabang, Ketiga, keputusan dan diputuskan oleh Ketua Umum DPP Projo, bulatnya nanti ya Ketum bersama Dewan Pembina,” bebernya.
Azhari membeberkan, di tahun 2019 Jawa Timur kemenangan Jokowi 7,7 juta suara. Meraup 65,7 persen. Jokowi tercatat menang di 32 daerah dari 38 Kab/Kota. Ada 6 daerah kekalahan, yakni Bondowoso, Situbondo, Pacitan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Kekalahan tebal di 2 daerah di pulau Madura, yakni Sampang dan Pamekasan.
“Roadshow juga di daerah kekalahan itu, seperti Sampang dan Pacitan. Masyarakat masih mendominasi Pak Ganjar Pranowo. Meskipun kami tahu ke depan masih ada dinamika politik. Ya, ayyo monggo kita lihat bersama perkembangan di lapangan, semua bisa merubah itu,” tegas Azhari.