News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Koalisi Partai Politik

Pengamat Apresiasi Sikap KIB Hindari Capres Populis

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adi Prayitno.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menegaskan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak ingin terjerat dengan populisme di Pemilu 2024.

Pengamat politik dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, gagasan yang dibawa oleh KIB itu cukup bagus.

"Secara umum (gagasan mengakhiri populisme) bagus," kata Adi saat dihubungi, Selasa (7/6/2022).

Meski begitu, Adi menilai bahwa tidak ada jaminan populisme itu bisa dibuang jauh-jauh saat pilpres 2024, mendatang. 

Pasalnya, kata Adi, ada kemungkinan ada pihak yang sengaja menggunakan populisme untuk menaikan elektabikitas.

"Bahkan ada yg sengaja menggunakan populisme demi elektabilitas," tambahnya.

Adi menjelaskan, bahwa populisme saat ini beragam. Ada yang mengatasnamakan agama, identitas kesukuan, primordial, dan isu kebangsaan. 

Ia menilai, bahwa semua capres berpotensial terpapar dan menggunakan isu populisme. 

Baca juga: Koalisi Indonesia Bersatu Disarankan Buka Penjaringan Capres

"Karena hakikat dari populisme itu adalah gerakan rakyat yang merasa dimarjinlakan negara hidupnya. Dalam konteks itu, populisme bukan hanya islam, tapi juga bisa sentimen berbasis itu kebangsaan lainnya," kata Adi.

Ia pun mencontohkan, bagaimana pada Pemilu 2019 lalu, dimana populisme Islam menguat karena dimobilisasi.

Ada capres yang dituding anti umat Islam dan kerap kriminalisasi ulama, sementara ada capres lain yang mengaku dirinya didukung ulama. 

"Tak perlu sebut nama, tapi publik sudah tahu siapa yang mencoba menggerakkan populisme Islam," terangnya.

Termasuk, lanjut Adi, saat ini, ada figur tertentu yang selalu mengesankan dirinya dekat dengan umat Islam.

"Ini bagian dari upaya membangun sentimen populisme Islam di 2024 nanti," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini