TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan untuk calon presiden masih terbuka lebar untuk putra-putri terbaik bangsa.
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan hal itu dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, di Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Ia menampik pandangan PKS condong terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ojo kesusu, jadi Pak Jokowi mau menyiapkan standar perlu proses."
"Kita punya tim yang menguji kalau survei jelek masa mau kita ambil," kata Habib Aboe Bakar dalam wawancara eksklusif di Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Menurutnya, saat ini suasana politik nasional masih sangat hangat.
"Pertanyaannya apakah Anies masih bertahan suara dia begitu Oktober 2022 lengser," ungkapnya.
Berikut petikan wawancara Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra:
Sekarang ini orang mulai membahas pemilu 2024, bagaimana PKS melihat munculnya hasil lembaga survei?
PKS bukan sebuah partai yang memiliki kemewahan berlebihan tetapi kita perlu menyiapkan secara baik.
Misalkan caleg mulai akhir tahun, kemarin kita sudah mulai penjaringan, kemudian tahap penyaringan, dan sebentar lagi kita menetapkan dengan konkret.
Untuk pilpres kami juga sudah bikin tim komunikasi untuk koalisi, ini penting, jadi tidak ada satu calonpun yang tidak punya komunikasi.
Ini tim yang merumuskan bagaimana melakukan koalisi pada pilpres 2024. Berangkat dari itu baru kita lihat.
Baca juga: Sekjen Aboe Bakar: PKS tidak Harus Jadi Presiden & Wapres, Tapi PKS Harus Mengusung Capres Pemenang
Menjawab pertanyaan Pak Febby, bahwa survei menyebut nama Anies yang dikatakan sangat dekat dengan PKS, ada semua Ganjar, Puan, Erick, Emil, Khofifah, Airlangga, Cak Imin, mungkin juga Zulkifli dan Hasto.
Mereka yang punya kendaraan kepengin juga cuma masalahnya jadi atau nggak. PKS sendiri menyiapkan Dr Salim sebagai tokoh yang akan dibutuhkan pada waktunya.
Dari survei itu kita sudah lihat dan baca namun yang jadi masalah chemistry-nya.
Dalam memilih seseorang perlu dilihat surveinya kaya bagaimana, elektabilitasnya seperti apa, soal kapabilitasnya. Dari itu semua baru kita dudukan hasilnya.
PKS masih wait and see sampai sekarang kita tunggu sampai ada perkembangan yang menarik.
Tidak benar PKS sudah jatuhkan pilihan ke Pak Anies Baswedan?
Nggak ada, kalau ada kedekatan sangat. Kita komunikasi dengan semua bahkan bertemu meskipun tidak perlu di-publish.
PKS juga tidak pernah menganggap bahwa barang yang ada sekarang jelek.
Bisa jadi kita sedang memikirkan koalisi ketiga atau menunggu sampai ada calon.
Baca juga: Sekjen PKS: Nama Ganjar, Erick Thohir hingga Khofifah Beredar di Internal Partai
Sebetulnya apa kriteria PKS dalam menentukan koalisi?
Koalisi yang dipilih PKS pasti siap menang dan punya mental pemenang. Yang kedua mitra koalisi kami harus punya keyakinan yang sama terhadap capres.
Baca juga: Luhut Bongkar Obrolan Selama 1 Jam Bersama Ganjar Pranowo, Bahas Pilpres 2024?
Koalisi ini seperti perjodohan semua harus klop, chemistrynya harus clear.
Saya ingin tegaskan berarti benar PKS belum condong mendukung Anies?
Bukan kalimat benar atau tidak, karena semua bisa jadi benar dan tidak benar. Ojo kesusu, jadi Pak Jokowi mau menyiapkan standar perlu proses. Kita punya tim yang menguji kalau survei jelek masa mau kita ambil.
Kita lihat bagaimana rencana program kerjanya, visi ke depan membangun Indonesia seperti apa, kita punya tim yang menguji.
Baca juga: Sekjen PKS Berpantun Lelah Diriku Berkorban, Betapa Tega Kau Tinggalkan, Sindir Prabowo?
Ini akan terjadi kontrol day to day. Koalisi Indonesia Bersatu belum tentu berlanjut. Semua lagi cari jodoh melihat langit-langit, anggaplah langit itu ada Bu Mega, Pak Surya Paloh, Pak SBY, ada Pak Prabowo, ada Pak Salim.
Di Golkar juga begitu suasananya hangat, ada yang memikirkan cara bagaimana Anies menang. Semua lagi bikin tim, Ridwan Kamil pun lagi musibah nggak bakal diam.
Pertanyaannya apakah Anies masih bertahan suara dia begitu Oktober 2022 lengser. (*)