Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa menyebut, bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berpeluang meningkatkan elektabilitas menjelang 2024.
Terlebih, Ardian mengatakan dari hasil survei LSI Denny JA, terlihat tren elektabilitas Airlangga merangkak naik dibursa capres.
Ia menyebut, tren Airlangga dalam tingkat pengenalan sebelumnya pada Maret 2022 di angka 37 persen. Namun, terjadi kenaikan pada Juni 2022 menjadi 47 persen.
“Elektabilitas Maret di angka 1 persen, Juni naik menjadi 4,5 persen,” kata Ardian kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).
Ardian meyakini, peluang Airlangga masih terbuka untuk bisa bersaing dan meningkatkan elektabilitasnya jelang 2024.
Pasalnya, masih ada waktu sampai pendaftaran capres pada 2023, mendatang. Apalagi, katanya, Airlangga kini menjadi pimpinan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Jika tidak menjadi Capres, Airlangga juga bisa menjadi cawapres dengan menggandeng capres yang kuat. Sebagai ketua umum partai Golkar terbesar kedua setelah PDIP, dan pemimpin di KIB, ini menjadi nilai plus dari Airlangga,” tegasnya.
Tak cuma Airlangga, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani juga memiliki elektabilitas yang rendah.
Tapi senada dengan Airlangga, Ardian menyebut, masih banyak cara untuk menaikkan elektabilitas kedua tokoh sentral di Golkar dan PDIP tersebut.
Ardian menyarankan, Airlangga dan Puan mencari isu yang lebih populis untuk meningkatkan elektabilitasnya di sisi waktu yang ada.
Khususnya, isu yang menyangkut tentang masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Untuk menaikan elektabilitas, pertama, mencari isu populis yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. terutama yang berkaitan dengan isu ekonomi, pemberdayaan, dan kemajuan bangsa. Isu ini harus genuine dari masing-masing kandidat,” ungkap Ardian.
Baca juga: Peneliti LSI Beberkan Potensi Tiga Pasang Calon Bertarung di Pilpres 2024
Kedua, lanjut Ardian, Airlangga dan Puan perlu memberdayakan organ partai politik. Keduanya, adalah tokoh kunci di masing-masing partai.