News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2022

Ahli Epidemiologi Ingatkan Risiko Heat Illnes Calon Jemaah Haji

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 10 bus yang mengangkut jemaah haji Indonesia diberangkatkan dari Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Selasa (7/6/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengingatkan ketika melaksanakan haji nanti, situasi sedang dalam musim panas.

Dicky yang pernah beberapa kali menjadi tenaga kesehatan haji Indonesia, menyebutkan ada beberapa dampak pada kesehatan diakibatkan suhu panas.

Ditambah dengan situasi pemanasan global saat ini. Tentu dapat menambah kondisi kerawanan untuk mengalami Heat Illnes.

Baca juga: Dokter Ingatkan Jemaah Haji untuk Rutin Minum Hindari Dehidrasi

Dari penyakit ini, ada dua yang harus diwaspadai. Pertama heat stroke dan kedua heat exhaustion.

"Hear stroke dan heat exhaustion ini bisa berkontribusi pada seperempat kasus orang yang masuk rumah sakit. Dan ini sudah terdeteksi sejak musim panas ini di 2015," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (17/6/2022).

Masalahnya, kata Dicky saat ini, suhu panas di Arab Saudi semakin meningkat. Temperatur di Jazirah Arab bisa berada di 45 derajat celcius sampai 55 derajat celcius.

Bahkan sampai 10 tahun ke depan kurang lebih. Dan ini menjadi satu kondisi yang harus diwaspadai. Dicky pun menyebutkan bagaimana kerawanan calon jemaah haji mengalami heat Illnes.

"Karena aktivitas banyak di luar, terpapar sinar matahari langsung, kemudian ada di pondok atau tenda, beraktivitas di tengah keramaian," tegasnya.

Sebetulnya ada upaya pencegahan terkait risiko Heat Illnes ini. Yaitu sejak awal peu dibangun literasi bahwa kecukupan cairan itu menjadi penting.

Baca juga: Kemenag Respons Kebijakan Baru Ibadah Haji 2022, Pastikan Jemaah Dapat Pelayanan Terbaik

Bahkan ketika sedang melaksanakan aktivitas ibadah, setidaknya 15 menit, atau 30 menit sekali meminum air. Tapi pastikan air minum yang diambil dalam kondisi tersegel dan masih bersih.

Lalu jangan lupa bawa bekal dari tempat bermukim atau pondok. Disarankan beraktivitas ibadah dengan tidak terkena paparan sinar matahari langsung.

"Atau gunakan payung. Pada beberapa aktivitas bisa dilakukan malam hari, sore hari jauh lebih baik dan aman. Pastikan tidak bepergian sendiri, tapi berkelompok," paparnya lagi.

Selain itu perlu saling mengingatkan masalah mengonsumsi air. Dan bicara heat Illnes tidak hanya ketika sedang beribadah di luar atau di Masjidil Haram.

"Bisa terjadi di pondok atau tenda. Panas sekali, bayangkan bisa 50 derajat di sana. Ini harus menjadi perhatian. Artinya kecukupan cairan menjadi penting," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini