TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah planet akan sejajar di masing-masing edarnya di bulan Juni 2022 ini.
Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut fenomena ini dengan nama parade langit subuh.
Baca juga: Fenomena Planet Sejajar 24 Juni 2022 Terjadi Sekira Pukul 04.30 Selama 50 Menit
Mengutip edusainsa.brin.go.id, parade langit ini terjadi tiga kali, yakni pada:
1. Konfigurasi segarisnya Merkurius, Venus, Uranus, Mars, Jupiter dan Saturnus pada 4 - 5 Juni 2022 lalu
2. Konfigurasi segarisnya Merkurius, Venus, Uranus, Mars, Jupiter, Saturnus dan Bulan pada 16 - 27 Juni 2022
Bulan memasuki fase susut (benjol akhir) dengan iluminasi 64 persen hingga sabit akhir dengan iluminasi 4 persen .
Hari ini, Jumat (24/6/2022) Bulan berada di tengah-tengah Mars dan Uranus, sehingga Jupiter, Mars, Bulan, Uranus, Venus memiliki jarak sudut yang nyaris sama di setiap celah planetnya.
Hari berikutnya pada (25/6/2022) Uranus mengalami okultasi oleh Bulan sebelum subuh untuk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan Timur dan Sulawesi (kecuali Sulawesi Utara).
Okultasi saat subuh untuk Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Maluku, serta setelah subuh untuk Papua dan Papua Barat.
Dua hari berikutnya pada 26 dan 27 Juni, Bulan membentuk konjungsi Kuartet dengan Venus, Merkurius dan Aldebaran (bintang utama di konstelasi Taurus).
3. Konfigurasi segarisnya Merkurius, Venus, Uranus, Mars, Jupiter dan Saturnus pada 28 - 30 Juni mendatang
Fenomena planet sejajar dapat dilihat selama kurang lebih 50 menit.
Awal munculnya fenomena ini di langit disesuaikan dengan waktu fajar masing-masing wilayah, sekitar pukul 04.30 waktu setempat.
Fenomena ini berakhir hingga akhir fajar bahari, ketika ketinggian Matahari −6°, atau 25 menit sebelum Matahari terbit, sekitar pukul 05.30 waktu setempat.
Cara Melihat Planet Sejajar
Fenomena planet sejajar ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik.
Kecuali untuk planet Uranus, agar dapat menyaksikan diperlukan teleskop kecil, lensa berdiameter 10-25 cm.
Selama cuaca cukup cerah, bebas dari polusi cahaya dan medan pandang yang bebas dari penghalang, masyarakat dapat melihat fenomena langit ini.
Untuk wilayah yang polusi cahayanya nyaris tidak ada atau kondisi langit benar-benar bersih, Uranus dapat disaksikan tanpa menggunakan teleskop karena kecerlangannya lebih kecil dari +6,5.
(Tribunnews.com, Widya/Fajar)