TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Asian African Youth Government (AAYG) Saddam Al Jihad memberikan tanggapan terkait rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Saddam mendorong Presiden Jokowi agar tegas mengambil sikap terkait konflik Rusia-Ukraina.
"Kita harapkan pak presiden Jokowi agar lebih sensitif terhadap perang Rusia-Ukraina. Hemat kami konflik Rusia-Ukraina ini kian keruh lantaran adanya intervensi US dan NATO," kata Saddam Al Jihad dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (26/6/2022).
Menurut Saddam, terdapat fakta yang sejauh ini ditutup-tutupi bahwa Rusia dan Ukraina sejatinya dua negara bersaudara.
Sayangnya, hubungan persaudaraan itu menjadi rusak ketika muncul intervensi US dan NATO di kawasan itu.
"Untuk itu, kami meminta kepada Ukraina agar jangan mendengarkan bisikan ataupun ajakan NATO yang menyesatkan. Ingat, Ukraina dan Rusia itu dulunya satu dalam Uni Soviet. Sejarah persaudaraan ini jangan sampai dikaburkan," ujar Saddam.
Saddam juga berharap kepada Jokowi agar lawatannya ke dua negara yang sedang berkonflik itu dapat memberikan kontribusi penting.
"Kendati begitu, kita juga berharap agar Indonesia tetap menjaga netralitas dalam mendorong resolusi konflik di kedua negara yang sedang bertikai untuk mewujudkan perdamaian,” ujarnya.
Baca juga: Misi Jokowi ke Ukraina dan Rusia Bertemu Zelensky-Putin, Sebut Perang Harus Dihentikan
Saddam lebih lanjut mengatakan, keberpihakan US dan NATO melalui bantuan senjata kepada Ukraina justru akan semakin memperkeruh situasi.
"Kita juga harapkan agar US dan NATO mengormati hak Rusia dalam menjaga kedaulatannya. Karena berdasarkan informasi, AS sedang mengembangkan biological weapon di Ukraina dan ini pasti menjadi ancaman serius bagi kedaulatan Rusia,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut Presiden Jokowi akan bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Kyiv dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskwa.
Kunjungan Jokowi ini dalam rangka kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan dalam upaya memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang timbul akibat perang Rusia-Ukraina.