News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Mulut dan Kuku

Epidemiolog Desak Pemerintah Agar Penanganan PMK Diakselerasi Jelang Idul Adha

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman berharap pemerintah menyeimbangkan pelaksanaan vaksinasi, monitoring dan pengendalian wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, jelang Hari Raya Idul Adha. Foto warga melihat hewan kurban yang dijual di Kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu (26/6/2022). Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman berharap pemerintah menyeimbangkan pelaksanaan vaksinasi, monitoring dan pengendalian wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, jelang Hari Raya Idul Adha.

"Kalau bicara wabah, pada hewan dan manusia, apalagi pendekatan one health dimana menyeimbangkan pelaksanaan, monitoring, pengendalian dan wabah di manusia atau hewan dan masalah kesehatan lingkungan mestinya harus cepat direspon. Dengan literasi yang masih minim, dan deteksi minim, ini berisiko besar, ini cepat menular," kata Dicky Budiman dalam keterangan yang diterima, Kamis (30/6/2022).

Hal itu disampaikannya merespons upaya pemerintah menyediakan anggaran untuk menangani dan mengendalikan wabah PMK.

Baca juga: Wabah PMK Meluas ke 221 Kabupaten/Kota, Menjangkiti 187 Ribu Ekor Ternak

Terlebih, sebentar lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 M, maka permintaan hewan ternak seperti sapi, kambing dan domba akan meningkat tajam.

Pemerintah dan pihak terkait, termasuk peternak harus memperhatikan betul kesehatan ternak mereka.

"Jelang Idul Adha, harus ada sinergi yang kuat dan optimal dari dinas kesehatan hewan dan departemen agama, selain sesuai ketentuan dari agama yang memang harus sehat juga dijamin ketersediaan pasokan, dari kombinasi kesehatan, bukan hanya memastikan tidak akan penyakit mulut kuku juga penyakit lain. Peternak juga harus sehat," ucap Dicky.

Momen wabah PMK ini hendaknya menjadi pembelajaran bagi pemerintah tentang kesehatan hewan dan juga lingkungan.

Dicky menyoroti keberadaan pasar basah yang rawan menjadi sumber penyakit atau tempat lompatan virus.

"Moment seperti wabah PMK harus menjadi momen untuk memperbaiki penataan masalah kesehatan hewan khususnya konsumsi hewan ternak, gimana di pasar dijajakan. Kalau hanya dianggap dan berlalu, ini kita menunggu waktu saya lompatan virus. Kita jadi negara yang berkontribusi terjadinya pandemi," kata Dicky.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sebanyak 3 juta dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) telah tersedia di Indonesia.

Baca juga: Idul Adha Saat Merebaknya PMK, MUI Minta Masyarakat Tak Khawatir Laksanakan Kurban

Airlangga mendorong agar pemberian vaksin PMK kepada ternak bisa dipercepat.

Hal itu dilakukan untuk mengendalikan kasus penyebaran PMK, yang berdasarkan data dari Kementerian Pertanian per 29 Juni 2022 telah menyebar di 19 Provinsi.

Sampai dengan 29 Juni 2022, tercatat di data Kementerian Pertanian bahwa penyakit PMK ini telah menyebar ke 19 Provinsi dan 221 Kabupaten/ Kota, dengan jumlah kasus yang Sakit sebanyak 289.430 ekor, Sembuh 94.575 ekor, Pemotongan Bersyarat 2.940 ekor, Kematian 1.722 ekor, dan yang sudah divaksinasi sebanyak 91.716 ekor.

"Sudah ada 3 juta dosis vaksin di Indonesia dengan anggaran yang sudah disiapkan, sehingga vaksin yang sudah ada harus segera disuntikkan,"s kata Airlangga dalam keterangannya, Rabu (29/6/2022).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini