Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah kebhinekaan Indonesia bukan hanya masalah kerukunan, persatuan harus menopang gotong royong menegakkan keadilan sosial.
Tugas politisi memastikan politik inkluasi dalam ruang sosial mau pun ekonomi terarusutamakan.
Pengamat politik Hendri Satrio menyatakan pemajuan demokrasi di tahun mendatang butuh politisi yang cerdas sekaligus mau membuka diri dan punya kapasitas melintas di antara banyak kepentingan berseberangan demi memastikan keadilan sosial dan inkluasi dalam kesejahteraan.
“Cak Imin merupakan sosok khas, dengan gaya otentiknya ia mampu dengan cerdas menkosonsolidasikan kepentingan kerakyatan. Agenda yang sering ia sebut politik kesejahteraan," kata Hendri dalam diskusi dan peluncuran buku 'Mata Air Indonesia Maju—Gagasan Kepada Cak Imin' yang digelar Rumah Politik Kesejahteraan (RPK) bersama Perekat Demokrasi Tanggerang di Warung Sunda Talaga Bestari, Cikupa, Tangerang, Rabu (6/7/2022).
Baca juga: Viva Yoga Respons Pernyataan Politisi PDIP yang Sebut KIB Bakal Bubar Sebelum Pilpres: Kami Solid
“Ia tokoh islam, tapi sekaligus sikap politiknasionalis yang komit pada inklusifitas terang dan tak diragukan," lanjutnya.
Aktivis Pegiat Masyarakat Sipil dan Demokrasi Binny Buchori, menilai aktifnya narasi kebangsaan dan kesadaran kebhinekaan diprakarsai para tokoh pemimpian seperti Cak Imin dinilai akan melapangkan jalan melewati banyak ujian dan tantangan kebangsaan.
"Keterlibatan banyak kalangan menengah intelektual dengan gagasan yang jernih atas masalah-masalah kebangsaan dan keadilan penting diketengahkan," ucap Binny Buchori.
Tak kalah pentingnya, masih meurut Binny, sikap membuka diri dan kesediaan memberi tempat dari para pemimpin kita.
“Cak Imin tokoh pemimpin pemrakarsa dalam hal itu, dirilisnya buku ‘Mata Air Indonesia Maju—Gagasan Untuk Cak Imin’ adalah langkah penuh komitmen yang patut diapresiasi tinggi," ujarnya.
Pegiat Isu HAM dan Kebhinekaan, Amirudin Al-Rahab, berharap para calon pemimpin indonesia mendatang tak abai pada persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).
Menurutnya, masalah HAM bukan hanya terkait dengan isu-isu kekerasan yang sensitif dan keras.
"HAM itu juga masalah keadilan dan kesetaraan public dalam mengakses jalan kesejahteraan seperti kesehatan, layanan publik dan kebutuhan dasar warga," ujar Amirudin.
“Saya memang berharap dengan pelibatan tokoh-tokoh civil society termasuk para ahli HAM yang turut menuliskan gagasan kepada Cak Imin dalam buku Mata Air Indonesia Maju bisa membukakan kesadaran politik terkait pemenuhan HAM oleh elite politik secara lebih dan berkomitmen," tandasnya.