News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi: Hati-hati yang Suka Makan Roti & Makan Mi, Harganya Bisa Naik akibat Perang Rusia-Ukraina

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi mengatakan kenaikan harga gandum akibat perang Rusia - Ukraina akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi yang diperkirakan juga akan mengalami kenaikan. Foto Jokowi saat mengunjungi pasar Petisah di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis, (7/7/2022).

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan sejumlah negara mulai dilanda krisis pangan. Krisis pangan itu sudah terjadi di Afrika dan beberapa negara Asia.

Negara-negara itu kini mulai dilanda kelaparan lantaran ketergantungan gandum yang diimpor dari Ukraina.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan invasi Rusia ke Ukraina sangat mempengaruhi komoditas pangan dunia, terutama gandum. Pasalnya, Ukraina dikenal sebagai salah satu produsen terbesar gandum di dunia.

"Sekarang ini sudah mulai, karena barang itu tidak bisa ke luar dari Ukraina, enggak bisa ke luar dari Rusia. Di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan. Bayangkan," kata Jokowi di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Jokowi Sempat Tanyakan Stok Gandum ke Putin dan Zelenskyy

Meski gandum bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, Jokowi mengingatkan hal itu tetap akan berdampak ke Indonesia. Sebab Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.

Apalagi Indonesia mengimpor gandum dari negara-negara tersebut sebesar 11 juta ton.

"Hati hati yang komoditas pangan dunia naik semua umpamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget 11 juta ton impor gandum kita," ujar Jokowi.

Kenaikan harga gandum itu, kata Jokowi, sudah pasti akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi.

"Ini hati-hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," paparnya.

Jokowi lantas menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ukraina.

Di sana ia menanyakan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum.

"Waktu saya ke sana, saya tanya langsung Presiden Ukraina, berapa stok yang ada di Ukraina? 22 juta ton. Stok enggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya menjadi 77 juta ton," urai Jokowi.

Baca juga: Ukraina Minta Turki Menahan Kapal Kargo Berbendera Rusia yang Bawa Ribuan Ton Gandum

Kemudian saat berkunjung ke Rusia, Jokowi menanyakan hal yang sama ke Presiden Vladimir Putin. Ternyata stok gandum di negara itu mencapai 130 juta ton.

"Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai (langka). Barang itu enggak bisa keluar dari Ukraina dan enggak bisa keluar dari Rusia," kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan kemandirian pangan sangat penting sehingga Indonesia tidak mengalami kekurangan pangan akut.

"Kalau Bapak/Ibu ke luar, harga pangannya karena ketergantungan pada gandum sudah naik 30, sudah naik 50 persen. Mau Bapak/Ibu semuanya harga naik? Ada yang mau? Coba tunjuk jari yang harga pangan senang naik? Tunjuk jari, maju ke depan saya beri sepeda," tanya Jokowi ke masyarakat.

Jokowi bersyukur saat ini Indonesia tak bergantung pada negara lain dari segi beras.

"Untungnya kita ini Alhamdulillah rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik, moga-moga tidak naik. Karena stoknya selalu ada dan sudah tiga tahun kita tidak impor beras lagi," ujarnya.

Menurut data Kementerian Pertanian, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton.

Sementara di tahun 2021 produksi beras di Indonesia mencapai 31,33 juta ton.

Baca juga: Vladimir Putin Siap Pasok 50 Juta Ton Gandum ke Pasar Internasional Demi Mengatasi Inflasi Global

Ia pun berterima kasih kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dinilainya berkontribusi dalam hal tersebut.

"Biasanya kita impor 1,5 juta ton, 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi. Ini menteri pertanian hadir di sini, makasih Pak Menteri," imbuh Jokowi.

Tak lupa mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan semua kepala daerah agar memanfaatkan lahan kosong dengan menanam.

"Saya mengajak kepada seluruh bupati utamanya wali kota untuk memanfaatkan lahan sekecil apapun untuk menanam. Untuk berproduksi kebutuhan pangan sehari hari penting. Jangan sampai ada lahan kosong manfaatkan untuk asupan gizi anak kita. Karena kita gak ngerti mana yang tumbuh bisa kita panen. Penting sekali. Karena anak-anak kita hari ini penentu saja masa depan Indonesia," tegas Jokowi.(tribun network/fik/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini