TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencatat ratusan gempa di selatan Jawa Timur.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan, pihaknya telah mencatat sebanyak 171 kali gempa terjadi di selatan Jawa Timur.
Gempa di selatan Jawa Timur ini, kata Daryono, termasuk dalam kriteria gempa Tectonic Swarm.
Hal tersebut disampaikan Daryono melalui akun Twitter miliknya, @DaryonoBMKG.
"Pagi ini 12 Juli 2022 BMKG mcatat sbnyk 171 kali gempa tjd di selatan JaTim (sejak 3 hari lalu)." ujar Daryono.
"Jk terus tjd mk fenomena gempa bbp hari terakhir masuk kriteria gempa "Tectonic Swarm"." lanjutnya.
Baca juga: Gempa M 5,1 Guncang Tanggamus Lampung Hari Ini, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Daryono menyampaikan, kejadian ratusan gempa di selatan Jawa Timur ini perlu diwaspadai.
Hal tersebut dikarenakan swarm zona subduksi dikenal sebagai zona slow-slip events (SSE).
Dikutip dari wikipedia, slow-slip events adalah peristiwa slip geser berumur panjang pada antarmuka subduksi dan proses fisik yang bertanggung jawab untuk pembangkitan gempa lambat.
Mereka adalah episode perpindahan rasa dorong lambat yang dapat memiliki durasi hingga beberapa minggu, dan karenanya disebut "lambat".
Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi New Zealand, biasanya peristiwa slow-slip events juga dikenal sebagai gempabumi 'diam'.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG untuk Besok Rabu 13 Juli 2022: Berikut Wilayah yang Mengalami Cuaca Ekstrem
Gempa di Lampung
Gempa telah tercatat di Tanggamus, Lampung pada Selasa (12/7/2022) hari ini.
Kejadian gempa di Lampung ini terjadi pada pukul 09.52 WIB dengan kekuatan 5,1 SR.
Kedalaman gempa tersebut berada di 13 kilometer dan berada di 82 kilometer barat daya Tanggamus, Lampung.
BMKG menyatakan, kondisi tersebut tidak berpotensi terjadinya tsunami.
Akan tetapi, gempa ini terasa di Limau, Piabung, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Liwa, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Semaka, dan Kecamatan Wonosobo, dengan skala MMI II.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Rabu, 13 Juli 2022: Pulau Jawa Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin
Skala MMI
Berikut rincian skala MMI yang dikutip Tribunnews.com dari laman resmi BMKG:
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah, dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Whiesa)