Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, mengapresiasi upaya Indonesia menanggulangi terorisme.
Menurut dia, Indonesia sukses mengatasai dan menghadapi isu terorisme secara efektif.
Jose Ramos Horta menilai Indonesia adalah negara yang toleran dan damai.
Hal tersebut menjadi luar biasa mengingat jumlah penduduknya mencapai 273 juta jiwa.
“Pandangan ini bukan hanya dari Timur Leste, tetapi juga dari negara barat lainnya,” kata Horta.
Pernyataan itu disampaikan saat Jose Ramos Horta bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis (21/7/2022).
Pertemuan itu digelar untuk mendorong kerja sama penanggulangan terorisme di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Di pertemuan itu, José Ramos menyambut baik kerja sama penanggulangan Indonesia-Timor Leste yang ditawarkan Kepala BNPT.
“Mereka (negara barat,-red) melihat BNPT aktif dalam upaya pencegahan terorisme. Indonesia adalah negara muslim yang damai, selamat atas kerja baiknya,” kata dia.
Sementara itu, Boy Rafli mengatakan untuk pencegahan radikalisme terorisme, BNPT menggalang kerja sama yang erat dengan unsur pemerintah, masyarakat dan negara sahabat.
Menurut Boy, penyalahgunaan agama dalam aktivitas terorisme masih menjadi tren.
Untuk itu kerja sama dengan organisasi agama diperlukan untuk menyamakan persepsi mengingat terorisme bukan ajaran agama.
Baca juga: VIDEO Momen Jokowi Ajak Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Tanam Pohon Gaharu dI Istana Bogor
Kepala BNPT ke 5 ini menjelaskan bagaimana narasi propaganda dengan cepat tersebar melalui dunia maya.
Dalam menghadapi tren tersebut, edukasi ajaran agama yang toleran dan cara berinteraksi di media sosial yang baik menjadi strategi pencegahan terorisme yang efektif.
Menurut dia, BNPT saat ini fokus bekerja dalam pencegahan, bagaimana menbangun semangat toleransi, membangun pemahaman di masyarakat.
"Bahwa aktivitas terorisme tidak ada kaitannya dengan agama, bagaimana kelompok teror menyebarkan penyalahgunaan agama itu di media sosial. Mengedukasi masyarakat cara bermedia sosial penting dilakukan," tambahnya.