News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bocah SD Tewas Korban Bully

Bocah SD Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Orang Tua Diminta Beri Pengasuhan Tepat untuk Anak

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bullying. Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar mengungkapkan keprihatinannya atas kasus bullying yang menimpa bocah di Tasikmalaya yang diduga dipaksa untuk setubuhi kucing. Nahar meminta para orang tua memberikan pengasuhan yang tepat kepada anak-anaknya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyesalkan terjadinya tindak perundungan yang menimpa seorang pelajar SD asal Tasikmalaya berinisial F.

Bocah tersebut diduga mengalami depresi hingga meninggal dunia setelah dipaksa menyetubuhi kucing.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya Ananda F akibat kasus perundungan yang dialaminya. Peristiwa ini diharapkan menjadi peringatan keras agar tidak terjadi lagi perundungan anak," ujar Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar melalui keterangan tertulis, Sabtu (13/7/2022).

Nahar mengungkapkan keprihatinannya dan mendorong pengasuhan dalam keluarga menjadi prioritas orang tua.

Baca juga: Wakil Gubernur Jabar Sebut Tidak Ada Kasus Bocah SD Bersetubuh dengan Kucing, Ini yang Terjadi

Nahar meminta para orang tua memberikan pengasuhan yang tepat kepada anak-anaknya.

"Kami pun tidak ada hentinya mendorong pengasuhan dalam keluarga menjadi prioritas orang tua, memberikan kasih sayang kepada anak dan mendidik anak untuk saling menghormati dan menghargai,” ujar Nahar.

Nahar mengatakan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, turut memberi perhatian dan mengikuti perkembangan penanganan kasus tersebut.

Bintang Puspayoga secara khusus meminta agar kasus tersebut di usut sesegera mungkin sehingga dapat dilakukan penanganan kepada pelaku dan juga keluarga korban.

"Peran orang tua dan masyarakat menjadi kunci terciptanya lingkungan yang ramah anak dan layak bagi tumbuh kembang anak," kata Nahar.

Berdasarkan koordinasi Tim Layanan SAPA 129 dengan UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya, didapatkan informasi kejadian perundungan tersebut terjadi sekitar akhir Juni atau awal Juli 2022.

Korban sering menjadi target perundungan dari empat orang terduga pelaku yang masih anak-anak, hingga puncaknya korban dipaksa bersetubuh dengan kucing dan direkam oleh salah satu terduga pelaku sambil melontarkan cemoohan dan olokan terhadap korban.

Baca juga: Tak Hanya Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah SD di Tasikmalaya Mengaku Kerap Dipukul Teman-temannya

Setelah kejadian tersebut, korban dan terduga pelaku beserta kedua orang tua dari korban dan keempat terduga pelaku sempat didamaikan oleh Ketua RT dan RW setempat.

Kedua pihak orang tua pun lantas sepakat untuk bedamai.

Seminggu sebelum korban meninggal dunia, orang tua korban menceritakan bahwa korban sudah sakit, dimana korban mengeluhkan sakit tenggorokan yang dirasakannya sehingga enggan untuk makan dan minum.

Korban pun terlihat sering murung dan melamun.

Pada 16 Juli 2022, korban dibawa ke rumah sakit dan sehari setelahnya korban meninggal dunia.

Hasil pemeriksaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya, korban diindikasi memiliki masalah kesehatan.

Tak ada persetubuhan dengan kucing

Terpisah Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan tidak ada kasus bocah SD dipaksa bersetubuh dengan kucing di Tasikmalaya.

Uu Rushanul Ulum mengatakan yang terjadi adalah adegan mirip persetubuhan.

"Yang ada hanyalah adegan mirip persetubuhan. Jadi masyarakat jangan salah sangka. Tidak ada tindakan persetubuhan," ujar Uu, Jumat (22/7) siang.

Baca juga: Apa yang Seharusnya Dilakukan oleh Guru Ketika Ada Bullying di Sekolah?

Walau demikian, UU mengecam keras aksi perundungan terhadap bocah berumur 11 tahun tersebut.

"Saya mengecam tindakan seperti itu, dan tidak boleh terulang lagi dikemudian hari," kata Uu.

Wagub menyatakan turut berbelasungkawa atas meninggalnya anak SD kelas V yang jadi korban perundungan tersebut.

"Innalillaahi wainna ilaihi roojiuun, saya juga ikut berbelasungkawa atas meninggalnya anak yang jadi korban dalam kejadian tersebut," kata Pak Uu.

Uu juga mengharapkan kasus tersebut diproses hukum agar memiliki efek jera dan menjadi pembelajaran untuk yang lainnya.

Diketahui, anak berusia 11 tahun tersebut meninggal di rumah sakit di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, setelah diduga mengalami depresi, seminggu lalu.

Sebelum meninggal dunia, korban juga tak bisa makan selama empat hari sehingga kondisi fisiknya pun menurun.

Korban sebelumnya dipaksa oleh teman mainnya untuk melakukan perbuatan tak senonoh dengan seekor kucing.

Rekaman video adegan tersebut kemudian beredar di medsos yang membuat korban malu dan tertekan hingga mengalami depresi. 

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, menegaskan tak ada persetubuhan antara kucing dengan anak SD yang meninggal karena depresi.

"Jika melihat rekaman videonya yang sempat beredar, saya tegaskan tak ada persetubuhan antara kucing dengan korban," kata Ato, Kamis (21/7).

Yang terjadi adalah korban dipaksa atau disuruh teman-teman bermainnya beradegan tak senonoh mirip persetubuhan dengan kucing.

"Memang ada kontak fisik. Tapi tidak ada persetubuhan. Jadi saya harap masyarakat tak keliru menafsirkan berita yang beredar saat ini," ujar Ato.

Pihak KPAID sendiri melaporkan kasus tersebut ke Polres Tasikmalaya, karena telah jatuh korban di mana korban akhirnya meninggal karena depresi.

"Seusai UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, kami wajib melaporkan ke pihak berwajib. Terlebih keluarga enggan melapor," jata Ato.

Menurut Ato, setelah kejadian tak senonoh itu kemudian beredarlah rekaman videonya menyebar di WA di kampung tempat tinggal korban.

"Akibat beredarnya rekaman video tersebut, korban merasa malu dan tertekan hingga akhirnya mengalami depresi," ujar Ato. Korban pun akhirnya tak bisa makan. 

Kondisi korban terus memburuk dan dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya. Korban akhirnya meninggal dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini