TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, merespons soal temuan sembako Bantuan Presiden atau Banpres yang ditimbun di Depok, Jawa Barat.
Sebelumnya, heboh kabar penemuan satu kontainer sembako bantuan presiden (banpres) terkubur dalam tanah di seberang gudang JNE Depok pada Jumat (29/7/2022) lalu.
Sembako tersebut, berupa beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur.
Menurut Muhadjir Effendy, beras itu merupakan beras bantuan yang rusak.
“Kalau pernyataan JNE itu benar, berarti beras yang rusak, beras Banpres yang rusak. Kenapa disebut Banpres, karena itu sumber dananya adalah dari BUD untuk mengatasi krisis,” kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (1/8/2022).
Dilansir Tribunnews.com, Muhadjir mengakui, sempat terdapat beras Banpres rusak yang jumlah cukup banyak.
Baca juga: POPULER Regional: Kata Pemilik Tanah Temukan Timbunan Beras Bansos | Viral Video Kasus Kawin Tangkap
Beras tersebut, rusak karena terguyur hujan saat proses pengiriman.
“Waktu itu kita putuskan semua beras yang terkena hujan tidak boleh dibagikan baik yang masih dalam keadaan baik dan yang rusak tidak boleh dibagikan."
"Kenapa? karena mungkin yang waktu itu tampaknya baik, besoknya rusak. Beras itu kan sensitif dengan air,” lanjutnya.
Muhadjir menyebut, beras yang rusak langsung diganti pada saat hari itu juga.
Ia menambahkan, pihak yang bertanggungjawab atas kerusakan tersebut adalah pihak jasa pengiriman (transporter) dan Bulog.
Sementara itu, pihak Jasa pengiriman logistik JNE membantah adanya pelanggaran yang dilakukan terkait sembako yang dikubur dalam tanah.
Berdasarkan keterangan dalam akun resmi Instagram JNE @jne_id, pihak JNE menyebut, proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai perjanjian kerjasama yang terlah disepakati dari kedua belah pihak.
"Dalam menjalankan bisnis JNE mengikuti peraturan yang berlaku serta selalu menjalankan standard operating procedure perusahaan dengan sebaik mungkin."
"Terkait dengan pemberitaan temuan beras bantuan sosial di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," kutipan postingan @jne_id, Minggu (31/7/2022).
Hal tersebut pun dibenarkan oleh VP of Marketing JNE Express, Eri Palgunadi.
Eri beralasan sembako bantuan presiden itu dikubur karena rusak.
Eri pun memastikan memastikan prosedur penguburan sembako yang rusak itu tak melanggar prosedur karena sesuai dengan perjanjian antara JNE dan pihak pemerintah.
"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," katanya dalam keterangannya, Minggu (31/7/2022).
Dikutip dari Kompas.com, Eri tak menjelaskan lebih jauh kapan penguburan bantuan sembako presiden itu dilakukan.
Diketahui, kabar penimbunan sembako bantuan presiden (banpres) sebanyak satu kontainer di Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok menghebohkan publik.
Sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur ini ditemukan terkubur di kedalaman tiga meter, pada Jumat (29/7/2022) lalu.
Pantauan di lokasi, tumpukan sembako ini telah ditutup terpal berwarna biru.
Beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah.
Warga yang menemukan dugaan penimbunan sembak, Rudi Samin, mengatakan penemuan sembako bermula ketika dirinya mendapat laporan dari seorang karyawan jasa pengiriman yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Sebagai informasi, lokasi Lapangan KSU yang merupakan tempat penemuan sembako yang dikubur di tanah ini berseberangan langsung dengan gudang kantor jasa pengiriman tersebut.
Pengakuan Pria Penggali Lubang Penimbunan Sembako
Dikutip dari TribunJakarta.com, penggali lubang tempat sembako dikubur di Kota Depok adalah warga bernama Nanang Firmansyah dan Rusdi.
Nanang pun memberikan kesaksian terkait sembako yang ditimbun di lokasi dekat gudang kantor JNE Depok, Jabar.
Menurut Nanang, awalnya ia mendapat orderan untuk menggali lubang septic tank oleh seorang bernama Dadung.
"Saya awalnya dikasih orderan dari teman, namanya Pak Dadung untuk gali septic tank," jelas Nanang di lokasi, Senin (8/1/2022).
Selanjutnya, Nanang mengerjakan penggalian lubang ini selama dua hari.
Baca juga: Heboh! Sembako Bantuan Presiden 1 Kontainer Ditimbun di Lapangan Depok, Beras dan Terigu Sudah Busuk
Ia mengingat, pekerjaan galian lubang ini dilakukan pada tahun 2020.
"Sudah lama, kalau gak salah tahun 2020," jelasnya.
"Begitu kelar gali langsung saya tinggal gak ada yang dikubu, jadi saya gali doang. Kedalaman satu setengah meter lebar dua meter. Saya berdua sama Rusdi. Itu dua hari, siang hari," lanjutnya.
Selesai menggali, Nanang menyebut, dirinya diupah oleh orang dari kantor jasa pengiriman yang ada di seberang lokasi penggalian.
"Dibayar Rp 1,5 juta buat dua orang. Jadi masing-masing Rp 750 ribu seorang," jelasnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Taufik Ismail, TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma, Kompas.com)
Simak berita lainnya terkait Sembako bantuan Presiden