TRIBUNNEWS.COM - Harga mie instan akan mengalami kenaikan sebesar 3 kali lipat.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hal tersebut dikarenakan dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," ujar Syahrul melalui kanal YouTube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin (8/8/22).
Di lain kesempatan, Presiden Joko Widodo menjelaskan mengapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum.
"Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu."
"Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," kata Jokowi di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7/2022).
Baca juga: Pedagang Warteg Was-was Harga Mi Instan dan Terigu Naik, Dampak Perang Rusia-Ukraina
Jokowi mengatakan, beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia.
"Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia? Dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina, tidak bisa keluar dari Rusia," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.
Jokowi lantas menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ukraina.
Di sana ia menanyakan langsung kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Jokowi: Harga Mi dan Roti Bisa Naik
"Waktu saya ke sana, saya tanya langsung Presiden Ukraina, berapa stok yang ada di Ukraina? (Sebanyak) 22 juta ton. Stok enggak bisa dijual."
"Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya menjadi 77 juta ton," urai Jokowi.
Kemudian saat berkunjung ke Rusia, Jokowi menanyakan hal yang sama ke Presiden Vladimir Putin.
Ternyata stok gandum di negara itu mencapai 130 juta ton.
(Tribunnews.com, Widya, Taufik Ismail) (Kompas.com, Muhammad Idris)