News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2022, Indonesia Siap Masuki Era Bioteknologi

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BRIN, Lakana Tri Handoko. Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 10 Agustus 2022, Indonesia siap memasuki era bioteknologi.

TRIBUNNEWS.COM - Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) diperingati setiap tanggal 10 Agustus.

Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan peringatan HAKTEKNAS tahun 2022 ini bertema riset dan inovasi untuk kedaulatan pangan dan energi, karena ini memang yang menjadi fokus kondisi global dan Indonesia saat ini.

"Setelah pandemi dan adanya krisis Rusia dan Ukraina fluktuasi pangan dan energi luar biasa sekali, fokus kami ingin menyampaikan kepada publik bahwa kedepan merupakan era bioteknologi baik untuk pangan maupun energi, termasuk didalamnya adalah kesehatan. Indonesia merupakan negara sumber genetika terbesar di dunia baik yang sumbernya berasal dari darat maupun laut, Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar," jelas Handoko di MNC Trijaya 104.6 FM pagi ini (9/8/2022), dikutip dari brin.go.id.

BRIN menggelar rangkaian kegiatan menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2022 yang akan diperingati tanggal 10 Agustus.

Rangkaian kegiatan memperingati HAKTENAS sudah diselenggarakan sejak awal bulan Agustus 2022.

"Harapan kami pada HAKTEKNAS kali ini adalah Indonesia benar-benar bisa menjadi pemain tidak hanyak di lokal, regional tetapi juga global khususnya terkait riset dan inovasi yang basisnya adalah sumber daya genetika Indonesia," tambah Handoko.

Baca juga: Soroti Hasil Riset BRIN soal Minat Masyarakat Gunakan Minyak Goreng, Politisi PKS: Terkesan Partisan

"Itu sebabnya puncak peringatan HAKTEKNAS tahun ini kami pusatkan di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno yang berlokasi di Cibinong karena KST Cibinong merupakan pusat penelitian fokus riset hayati, fokus riset hayati yang sekarang tidak lagi konvensional kami menggunakan teknologi yang sangat advance," kata Handoko.

Untuk peringatan HAKTEKNAS sendiri, Handoko menjelaskan bahwa sejak tahun lalu BRIN laksanakan dengan sederhana menyesuaikan dengan kondisi ekonomi masa pandemi.

"Pada HAKTEKNAS kali ini kami melakukan rebranding Kawasan Sains dan Tekonologi (KST) yang ada diempat lokasi, salah satunya yang berada di Serpong yang dulu dikenal dengan nama PUSPIPTEK. Sekaligus menjadi titik awal yang menandakan bahwa proses integrasi bahwa lembaga – lembaga riset yang dulu terpisah – pisah sekarang sudah menjadi satu dibawah BRIN," ungkap Handoko.

Baca juga: Teliti Khasiat Ubi Jalar, Mahasiswi Bioteknologi UEU Sabet Global Competition for Life Science

BRIN mengembangkan banyak material yang berasal dari mikroba, yang utama adalah bagaimana kita bisa menjamin pasokan bibit unggul yang asalnya dari Genomik tidak lagi hasil persilangan konvensional.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika, Ratih Asmana Ningrum, menjelaskan mengenai kegiatan riset yang dilakukan oleh BRIN yaitu riset berbasis Genom.

"Riset berbasis Genom, dengan menggunakan data Genom bisa memodifikasi tanaman menjadi tahan cuaca sehingga bisa meminimalisir gagal panen. Selain itu juga bisa dikembangkan untuk tahan hama, tanah masam, bisa juga dimodifikasi sesuai kebutuhan," jelas Ratih.

"Di KST Cibinong , BRIN memiliki Gedung Genomik. Gedung Genomik terdiri dari empat lantai, yang masing – masing lantainya memiliki belasan laboratorium. Fasilitas laboratorium Gedung Genomik memiliki berbagai macam fungsi ada laboratorium untuk analisis DNA, analisis protein, preparasi mikroba dan lain sebagainya. Dan fasilitas ini terbuka untuk umum, tidak hanya untuk sivitas BRIN namun juga untuk masyarakat luas, namun tentunya dengan izin terlebih dahulu," kata Ratih.

"Untuk melengkapi fasilitas yang ada BRIN juga sedang melakukan proses pengadaan untuk alat canggih yang bernama CryoEM (Cryo Electron Microscopy), dengan alat ini kita bisa melihat hingga protein terkecil sekalipun. Di wilayah Asia sendiri negara yang memiliki CryoEM masih bisa dihitung dengan jari," tutupnya.

(Tribunnews.com, Widya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini