News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jelang Tahun Politik, Wamenag Zainut Tauhid Ingatkan ASN Kemenag Jaga Kerukunan Antarumat Beragama

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama dapat menjaga kerukunan dan persatuan baik interen maupun antarumat beragama.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama dapat menjaga kerukunan dan persatuan baik interen maupun antarumat beragama.

Langkah tersebut, menurut Zainut, harus dilakukan menjelang datangnya tahun politik.

“Saya tegaskan, menjelang tahun politik, jangan sampai gara-gara berbeda pandangan, berbeda pilihan politik, suami-istri bertengkar, tetangga tidak berteguran, antarsaudara tidak rukun," ujar Zainut melalui keterangan tertulis, Senin (15/8/2022).

"Kita sebagai penghulu, penyuluh agama, guru, kita musti menjaga kerukunan dan perdamaian antar umat beragama, dan antar kelompok masyarakat," tambah Zainut.

Kementerian Agama, kata Zainut, memiliki program prioritas salah satunya moderasi beragama.

Baca juga: Kemenag: Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 Berakhir

"Di dalam masyarakat yang majemuk ini kita harus memberikan pemahaman yang moderat, baik moderat dalam berpolitik maupun beragama," kata Zainut.

Menurutnya, moderasi yang dimaksud bukan memoderatkan agama, karena agama sejatinya nilai-nilainya sudah moderat.

Baca juga: Cara Pengajuan Dana BOS Kemenag 2022 Tahap II Beserta Syarat Kelengkapan Dokumen dan Alur Pencairan

Hal yang perlu dimoderatkan, kata Zainut, adalah perilaku dan cara umat dalam menjalankan agamanya.

"Sikap toleransi itu harus terpelihara agar kita tidak mudah dipecah belah dan diadu domba. Hal ini penting saya tekankan disaat kita menghadapi tahun politik yang penuh dinamika. Kita tidak boleh menganggap hanya kelompok kita lah yang paling benar, sementara kelompok lain itu salah,” ujar Zainut.

Perbedaan-perbedaan, menurut Zainut, diperbolehkan selama tidak menyinggung permasalahan pokok atau ushul agama.

“Hal ini dicontohkan oleh para ulama terdahulu. Imam Syafii itu berbeda pandangan dalam banyak hal dengan gurunya, Imam Malik. Imam Syafii mengajarkan qunut saat subuh sementara Imam Malik tidak. Tapi ketika Imam Syafii datang ke kotanya Imam Malik, beliau tidak pakai qunut karena beliau menghormati gurunya," kata Zainut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini