Tapi pada tahun 1901, Chik Muhammad melakukan serangan mendadak dan berhasil menghancurkan pertahanan belanda.
Chik Muhammad pun diangkat jadi Bupati Keureutoe oleh Sultan Aceh.
Namun, pada 1905, ia ditangkap dan ditembak mati oleh belanda.
Setelah suami kedua meninggal, Cut Meutia menikah lagi dengan Pang Nanggroe, suami ketiganya.
Keduanya pun melanjutkan perjuangan.
Namun pada tahun 1910, sang suami gugur saat melakukan perlawanan.
Cut Meutia pun melakukan perlawanan dengan sisa-sisa paskannya.
Lalu, pada 24 Oktober 1910, Cut Meutia bersama dengan pasukannya ditemukan oleh Belanda dari persembunyiannya di Paya Cicem.
Ia menolak untuk ditangkap.
Cut Meutia pun gugur saat pasukan Belanda menembaknya.
Lalu, pada tahun 2016 lalu, Cut Meutia diabadikan dalam pecahan uang kertas Republik Indonesia, Rp1.000 dan ia juga dikukuhkan jadi Pahlawan Nasional Indonesia.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Varelladevanka Adryamarthanino)(Parapuan.co, Arintha Widya)