News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mahasiswa di Bandung Banyak Terpapar HIV/AIDS, Prof Zubairi: Usia 17-24 Tahun Rentan Memang Rentan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar kesehatan sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar kesehatan sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan banyaknya anak muda yang terpapar HIV/AIDS dikarenakan perilaku yang baru ingin mencoba narkoba maupun hubungan seksual.

Serta masalah ekonomi.

"Kenapa? Karena masih muda yang ini mencoba. Banyak sekali remaja-remaja yang kurang beruntung memerlukan banget dukungan ekonomi itu yang membuat timbul prostitusi anak," kata dia saat ditemui di gedung PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Kontroversi Uu Ruzhanul Ulum: Sebut Bullying Hanya Candaan hingga Usul Poligami demi Tekan HIV/AIDS

Meski demikian ia menekankan saat seseorang terpapar HIV/AIDS bukan berarti kehidupannya berakhir.

Seseorang yang terinfeksi dapat hidup normal dengan minum obat teratur, kontrol teratur ke dokter, maupun menjalankan hidup yang sehat.

"Mahasiswa adalah kelompok 17-24 tahun termasuk kelompok yang mudah terkena HIV/AIDS, tapi tolong ini tidak gawat banget. Sekarang ini semua pasien yang berobat teratur, yang tidak putus obat semua terkontrol baik," kata mantan ketua satgas PB IDI.

"Cukup banyak yang produktif di atas 20 tahun, ada beberapa yang diatas 35 tahun. Ada yang sehat 1-2 orang setelah mengkonsumsi obat selama 28 tahun," sambung Prof Zubairi.

Jadi artinya HIV AIDS bisa dikontrol dengan minum obat teratur, sehingga tidak lagi sakit, bisa menikah, bisa punya anak, dan anak tidak tertular.

"HIV AIDS bisa ditata dengan manajemen yang baik. Tapi masalahnya adalah ada juga beberapa yang putus obat kalau ada yang putus obat itu bahaya. Tidak selalu fatal juga," ungkap dia.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluruskan pemberitaan di media massa soal 414 kasus HIV di Bandung.

Ia menyebut jumlah tersebut merupakan akumulasi data dari tahun 1997-2021 dan bukanlah perhitungan selama setahun.

"KOREKSI BERITA: 414 Kasus HIV di kalangan mahasiswa Kota Bandung itu adalah AKUMULASI data selama 30 tahun: 1991-2021. Bukan data dalam 1 tahun," tulis Ridwan Kamil dalam unggahannya pada Instagram.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini