"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," ujar Effendi.
Politikus PDI-P itu heran mengapa kedua pimpinan di TNI itu saling mempertahankan egonya masing-masing.
"Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior di TNI," ucap Effendi Simbolon.
Sementara itu, Andika menyatakan tidak ada masalah dengan Dudung.
"Ya, dari saya tidak ada (masalah) karena semua yang berlaku sesuai peraturan perundangan tetap berlaku selama ini, jadi enggak ada yang kemudian berjalan berbeda," kata Andika.
Dibantah Rekannya Sesama PDIP
Pernyataan Effendi Simbolon dibantah rekannya sesama politisi PDIP di Komisi I DPR.
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menegaskan bahwa tidak ada disharmoni relasi antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
TB Hasanuddin, politisi senior PDI Perjuangan ini mengatakan dirinya telah bertemu dengan kedua jendral TNI tersebut, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Tujuannya memastikan bahwa hubungan profesional mereka, Andika Perkasa dan Dudung Abdurachman berjalan dengan baik.
"Saya sudah bertemu dengan Panglima TNI dan KSAD. Saya bertemu Kasad kemarin jam 15.00 (Selasa, 6 September) dan dengan Panglima TNI hari Senin 5 September. Kesimpulannya tidak ada disharmoni di antara mereka, semuanya baik-baik saja," kata Hasanuddin kepada wartawan, Rabu (7/9/2022).
Menurutnya, bahwa ada perbedaan pendapat dalam sebuah diskusi itu hal yang biasa dan wajar terjadi dalam lembaga atau organisasi manapun.
"Wajar saja bila ada perbedaan pendapat tapi sejauh ini relasi Panglima-KSAD tidak terganggu dan mereka menjalankan tugas sesuai aturan dan tupoksi masing-masing. Jadi jangan terlalu mengada-ada," tandasnya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com