Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono menyoroti terkait dengan jatuhnya pesawat latih milik TNI Angkatan Laut di perairan selat Madura, Rabu (7/9/2022).
Insiden pesawat jatuh ini, bukan yang pertama kali terjadi di dalam kurun waktu tahun 2022 ini, sebelumya pada sekitar bulan lalu kondisi serupa juga terjadi.
Di mana pada kala itu, pesawat latih milik TNI Angkatan Udara T-50i Golden Eagle terjatuh di daerah Blora, Jawa Tengah pada 20 Juli 2022.
Terkait rentannya pesawat latih terjatuh itu, Dave meminta kepada TNI untuk dapat menjelaskan kepada publik kenapa kondisi itu terjadi.
"Kita mendorong penjelasan-penjelasan kenapa itu bisa terjadi, kita harapkan ada kejelasan dari TNI AL kenapa bisa terjadi," ucap Dave kepada awak media saat ditemui di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Terkait dengan adanya insiden pesawat jatuh itu, Dave menyatakan, akan ada penyesuaian anggaran terkait dengan alutsista untuk TNI di tahun 2023.
Hanya saja, dirinya masih enggan memberikan penjelasan detail terkait anggaran tersebut, karena memang dilihat ada perbedaan yang disetujui.
"Ada, cuma jumlahnya saya gak tahu. Karena dari rencana kebutuhan dan anggaran yang disetujui perbedaannya jauh sekali," kata dia.
Meski Komisi I belum menerima laporan secara pasti kenapa pesawat latih milih TNI AL tersebut bisa terjatuh.
Baca juga: Pesawat Latih TNI Jatuh, Komisi I Minta Evaluasi Alutsista: Bagaimana Kita Dalam Keadaan Perang?
Namun kata Dave, hingga kini Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sudah mendorong jajarannya untuk selalu melakukan pengecekan.
"Sejauh ini pak Andika sudah terus mendorong melakukan perbaikan. Akan tetapi apabila terjadi kendala bilamana alat tempur tersebut sudah usianya uzur, sudah tidak dalam kondisi prima, ya semestinya harus ada perbaikan," ucap dia.
Hanya saja, Dave menyatakan, persoalan pesawat jatuh ini jangan dipandang ringan. TNI sebagai lembaga pertahanan negara harus memastikan kondisi seluruh alat perangnya dalam keadaan layak.
Dirinya lantas menyinggung soal kondisi negara Indonesia saat ini. Di mana, kata dia, terhitung pesawat latih milik TNI sudah dua kali jatuh padahal negara dalam keadaan damai.
"Nah ini pesawat terus berjatuhan? Bagaimana kita dalam keadaan perang nah kenapa? Karena ancaman itu ada dan nyata," ucap dia.
Atas kondisi tersebut, Dave mengkhawatirkan pertahanan Indonesia jika memang kejadian tersebut kembali terjadi.
Politisi dari partai Golkar itu khawatir, kedaulatan bangsa Indonesia bisa terganggu jika alat tempur bermasalah.
"Kalau kondisi TNI tidak dalam kondisi siaga dan peralatan tempur tidak dalam kondisi prima ya sulit kita untuk menjaga kedaulatan dan kewibawaan kita dan juga kita harus ada sikap yang tegas dan jelas untuk mendukung TNI khususnya untuk bisa melalukan operasi militer dengan peralatan tempur prima," tukas dia.
Diketahui, pesawat latih dengan nomor registrasi G-36 Bonanza T-2503 milik TNI Angkatan Laut terjatuh di perairan selat Madura, Rabu (8/9/202).
Insiden yang sama juga terjadi pada sekitar satu bulan lalu di Blora yang melibatkan pesawat latih milik TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Baca juga: Kerangka Pesawat TNI AL yang Jatuh Sudah Ditemukan, tapi Nasib 2 Kru Belum Bisa Dipastikan
Kronologi Jatuhnya Pesawat Latih G-36 Bonanza T-2503
Awalnya, pesawat yang diawaki Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Copil Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti lepas landas dari Bandara Juanda.
Kemudian, pesawat itu hilang kontak di perairan Selat Madura setelah lepas landas dan terbang sekira 10 menit atau pukul 08.55 WIB.
"Pesawat terjatuh sekira pukul 09.30 WIB di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) antara Kabupaten Bangkalan Madura dan Gresik," ucapnya.
Hingga kini, Dwika menyebut pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut.
Begitu pun kondisi dua kru yang mengawaki pesawat yang kecelakaan tersebut.
"Kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan," tutur Dwika.
Baca juga: Pesawat Latih TNI AL Jatuh di Kedalaman 15 Meter, Nasib Pilot dan Awak Belum Diketahui
"Kemudian kita angkat, baru lah kita bisa menentukan penyebab dari kecelakaan tersebut," sambungnya.