TRIBUNNEWS.COM - Massa demo tolak kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat mulai membubarkan diri pada Selasa (13/9/2022) malam.
Berdasarkan pantauan di kanal YouTube Kompas TV, massa pengunjuk rasa meninggalkan lokasi demo sekira pukul 20.30 WIB.
Para petugas kebersihan pun mulai membersihkan sampah yang berserakan setelah aksi demo.
Sebelumnya, massa demo tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terlihat masih memenuhi kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya pada pukul 19.30 WIB.
Sejumlah massa ada yang duduk di balik kawat berduri yang dipasang petugas.
Beberapa dari mereka juga ada yang berdiri membawa bendera dan menyanyikan lagu nasional.
Baca juga: Jokowi Ternyata di Istana Saat Buruh dan Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM
Diberitakan Tribunnews.com, aksi massa di kawasan Patung Kuda sempat memanas.
Beberapa massa sempat akan menerobos barikade aparat kepolisian.
Bahkan, tampak beberapa botol pilox dan botol plastik berisi air dilemparkan ke arah kepolisian.
Pagar kawat pembatas pun sempat coba dirusak massa.
Diketahui, sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB, aksi unjuk rasa dari sejumlah elemen masyarakat terus berlanjut.
Massa buruh hingga mahasiswa turun ke jalan untuk menolak kenaikan harga BBM.
Termasuk, demo penolakan kenaikan harga BBM pada Selasa (13/9/2022) ini yang terdiri dari elemen buruh dan mahasiswa.
Massa tersebar di beberapa titik di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Tuntutan Mahasiswa
Dalam aksi demo di kawasan Patung Kuda pada Selasa ini, Koordinator aksi sekaligus Ketua BEM UI, Bayu Satria Utomo, mengatakan pihaknya menolak kenaikan harga BBM.
Selain itu, mereka menuntut pemerintah memanfaatkan APBN untuk meredam dampak krisis global.
"Menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM karena berdampak secara signifikan terhadap berbagi sektor kehidupan."
"Kedua, menuntut pemerintahan mengandalkan APBN untuk meredam dampak krisis energi global yang berdampak bagi masyarakat," kata Bayu di lokasi, Selasa (13/9/2022).
Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah menyelesaikan masalah penyaluran BBM bersubsidi yang kerap membuat subsidi tidak tepat sasaran, dilansir Tribunnews.com.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Memanas, Massa Lemparkan Botol Kaca dan Menyalakan Kembang Api
Mereka menuntut pemerintah menjaga stabilitas harga komoditas daripada memberi BLT yang dinilai cuma untuk meredam protes.
"Itu bukan solusi yang struktural dan hanya solusi sesaat. Padahal kenaikan BBM ini tentu akan menjadi kenaikan yang lama sedangkan BLT yang disalurkan itu hanya meredam protes rakyat sesaat karena kenaikan BBM," ucapnya.
Selanjutnya, Bayu juga menyoroti pemerintah terus melanjutkan proyek yang menyedot banyak APBN tapi mengurangi anggaran untuk subsidi BBM.
"Katanya kan subsidi BBM itu membebani APBN, padahal ada beban beban dari pemerintah lain yang lebih membebani APBN, seperti proyek IKN, dan proyek tersebut minim urgensi terhadap masyarakat umum," ucapnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Mario Christian Sumampow, Kompas.com/Reza Agustian, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait BBM Bersubsidi