Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Unti Ludigdo menilai pendidikan tinggi vokasi harus menjalin link and match dengan dunia industri.
Dirinya mengatakan pendidikan vokasi harus berorientasi pada keahlian dan kepakaran spesifik.
"Pendidikan vokasi sebagai pendidikan yang berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang spesifik, serta berkemampuan untuk siap kerja diharapkan mampu mencetak lulusan yang dapat bersaing secara global karena fokus pada pengembangan keterampilan dan teknologi aplikatif," ujar Unti melalui keterangan tertulis, Jumat (16/9/2022).
Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030 mendatang.
Angkatan kerja di Indonesia diperkirakan akan mencapai angka 70 persen.
Meski begitu, berdasarkan data BPS pandemi COVID-19 telah membuat jumlah pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen dengan jumlah penganggur sebanyak 8,98 juta orang.
“Oleh karena itu, pendidikan vokasi saat ini menjadi fokus dan perhatian pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja yang siap dengan perubahan, inovatif serta memiliki daya tahan tinggi,” kata Unti.
Baca juga: Syarat dan Cara Daftar Beasiswa Merdeka Pendidikan, Dapat Rp2,5 Juta untuk SMA dan Mahasiswa
UB, kata Unti, berupaya mewujudkan visi menjadi pendidikan tinggi vokasi yang berkarakter kewirausahaan, unggul dan bereputasi internasional di bidang ekonomi kreatif dan bisnis.
Salah satu upaya yang dilakukan diwujudkan melalui berbagai perangkat pembinaan baik yang bersifat akademik maupun minat.
“Setiap kegiatan dipersiapkan dengan sangat baik oleh para dosen selaku tenaga pendidik, yang berkomitmen untuk menciptakan mahasiswa yang berprestasi dan unggul," tutur Unti.
Salah satunya persiapan Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2022 yang dosen persiapkan rangkaian acara dan pendampingan, baik dalam bentuk seminar, workshop, dan lainnya untuk menarik minat mahasiswa untuk bergabung.
OLIVIA 2022 yang terdiri dari Inovasi Kontrol dan Instrumentasi, Desian Website, Ekonomi Kreatif Digital, Cipta Menu dan Resep, Inovasi Konstruksi, Karya Tulis Ilmiah, dan Sport Science.