TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah penguatan kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia dengan Kantor Kontra Terorisme Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT) patut diapresiasi.
Pasalnya, menurut pengamat terorisme yang juga Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, bisa memperkuat citra Indonesia di bidang keamanan.
"Tidak bisa dimungkiri bahwa sebelum ini citra Indonesia di bidang keamanan mengalami penurunan. Nah, apresiasi PBB terhadap cara-cara BNPT yang bagus dan humanis, bisa bantu pelan-pelan untuk menormalkan kembali citra tersebut," kata Robi dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2022).
Selain konten presentasi, Kepala BNPT RI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar, yang menarik soal perlindungan hak korban terorisme pada “The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism", juga soal praktik baik dalam penanganan terorisme, seperti program flagship, Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) dan lain sebagainya.
"Saya kira wajar kalau karenanya, jajaran BNPT diapresiasi oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Bidang Kontra Terorisme PBB saat itu," ucap Robi.
Baca juga: BNPT Penuhi Undangan PBB, Kebijakan Bagi Korban Terorisme Disebut Dapat Pengakuan
Dia berharap pemerintah mengambil kesempatan atas momen tersebut untuk memastikan efektivitas Bali Work Plan 2019-2025 untuk memperkuat peran Indonesia bersama ASEAN dalam penanganan deradikalisasi di dunia.
"Perkuat peran Indonesia di tingkat global. Ambil momen presidensi G20 untuk menegaskan bahwa badan-badan non ekonomi berkelas dunia. BNPT bisa lakukan itu!," jelas Robi.
Maka ia mengharapkan agar Presiden dan DPR jangan tanggung untuk melakukan penguatan kapasitas kelembagaan BNPT.
"Ancaman keamanan berbasis teror cenderung meningkat di tingkat global. Indonesia menjadi target terdekat dari rangkaian ancaman tersebut. Maka, penguatan kelembagaan menjadi penting," pungkasnya.