Dari pihak Belanda Mr. Ploegman, tewas ditusuk dengan benda tajam.
Peristiwa itu, lantas dikenang sebagai Insiden Hotel Yamato.
Sebuah peristiwa yang menggambarkan kegigihan perjuangan yang tercermin sebagai bukti kecintaan rakyat kepada bangsanya.
Baca juga: 5 Lontong Balap Enak di Surabaya, Wajib Dijajal Saat Liburan ke Kota Pahlawan
Sejarah Hotel Yamato
Dikutip dari laman apps.cagarbudayajatim.com, tahun 1900 keluarga Sarkies membeli rumah dengan lahan seluas 1000 m2 di Surabaya.
Pada tahun 1910 dimulailah peletakan batu pertama pendirian hotel oleh keluarga Sarkies yang dirancang oleh Regent Alfred John Bidwell dengan gaya Art.
Hotel ini kemudian diresmikan pada tanggal 1 Juli 1911 dengan nama Hotel Oranje.
Pada tahun 1923 dan 1926 dilakukan perluasan bangunan sayap kanan dan kiri.
Kemudian di tahun 1936 didirikan bangunan lobi hotel bergaya Art Deco, untuk kepentingan toko, kantor dan rumah makan.
Lalu pada tahun 1942 saat Surabaya diduduki Oleh Jepang, hotel ini diganti namanya menjadi Yamato Hoteru atau Hotel Yamato.
Namun, mulai tahun 1945, hotel ini digunakan sebagai kamp tahanan sementara untuk wanita dan anak-anak Belanda.
Bangunan ini memiliki dua gaya, Art Nouveau dan Art Deco.
Seluruh bangunannya bertingkat dua, dengan koridor berbentuk lengkung.
Fungsinya sebagai akses sirkulasi dan penepis air hujan dan sinar matahari langsung.