Soal Jet Pribadi yang Dipakai Brigjen Hendra Kurniawan, IPW: Diduga Korelasi dengan Bandar Judi 303
Indonesia Police Watch (IPW) menduga pemakaian jet pribadi oleh Brigadir Jenderal (Brigjen) Hendra Kurniawan saat tugas ke Jambi, terdapat kejanggalan.
Di mana seperti dilaporkan, Brigjen Hendra Kurniawan ke Jambi dalam rangka menemui keluarga almarhum Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Adanya hal tersebut, IPW menduga penggunaan private jet berkorelasi dengan praktik perjudian dalam bingkai isu konsorsium 303.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso pun mendorong Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengusut dugaan pemakaian private jet oleh Brigjen Hendra Kurniawan tersebut.
Menurut Sugeng Teguh Santoso, komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyelidiki dugaan adanya perlindungan terhadap bisnis judi online.
"IPW mendorong Pak Kapolri sebagai tindak lanjut komitmen Kapolri menyelidiki dugaan adanya perlindungan terhadap bisnis judi online, salah satunya adalah dengan menyelidiki dugaan pemakaian private jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan," ujarnya dikutip Tribunnews dari tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: IPW Diperiksa MKD Besok, Jelaskan soal Jet Pribadi yang Ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan
Sugeng Teguh Santoso mengatakan, IPW mendapat informasi Brigjen Hendra Kurniawan dan rombongan berangkat ke Jambi menggunakan private jet jenis Bomber 900 XP dengan register penerbangan T7, yang teregister di San Marino.
Selain itu operator dari jet pribadi yang merupakan pesawat carter tersebut adalah PT ACAM, yang menyediakan pesawat carter tanpa jadwal tertentu.
"Diduga pemakaian pesawat ini ada korelasinya dengan bandar judi 303," katanya.
"Melalui tracing tersebut bisa diharapkan dugaan perlindungan praktik perjudian online oleh oknum polisi bisa dibongkar, setidak-tidaknya melalui informasi ini bisa diteliti apakah benar ada gratifikasi dalam kaitan penggunaan pesawat jet dalam tugas rombongan Brigadir Hendra Kurniawan ke Jamb."
"Selain juga untuk mengetahui pihak yang memberikan gratifikasi yang diduga dari Bandar judi," pungkasnya.
Anggota Tim Advokasi untuk Hukum dan Keadilan, Saor Siagian, turut menanggapi terkait dugaan penggunaan jet pribadi oleh mantan Karo Paminal Divisi Propam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan.
Saor menilai jika penggunaan jet pribadi oleh Brigjen Hendra ini adalah masalah serius dan harus segera ditindaklanjuti.
Saor mengatakan, jika memang benar Brigjen Hendra menggunakan jet pribadi milik seseorang yang terkait dengan Konsorsium Judi, maka ia bisa dijerat pidana korupsi, diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Pasalnya, menurut Saor, penggunaan jet pribadi tersebut termasuk dalam upaya penyuapan yang dilakukan oleh pemilik judi online tersebut.
Dengan timbal balik berupa upaya perlindungan dari penegak hukum kepada pemilik judi online tersebut.
"Kalau betul bahwa pemilik dari jet pribadi ini berkaitan pada Konsorsium Judi, jelas terang benderang ini masuk pidana korupsinya. Artinya adalah ada penyuapan-penyuapan yang dilakukan oleh pelaku pemilik judi ini."
"Kemudian supaya penegak hukum ini melindungi dia," kata Saor dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (20/9/2022).
Pengusaha Robert Bonosusatya Bantah Punya Jet Pribadi, Masih Pikir-pikir untuk Polisikan IPW
Robert Bonosusatya, pengusaha yang dituding menyediakan jet pribadi untuk mantan Karo Paminal, Brigjen Hendra Kurniawan terbang ke Jambi menemui keluarga Brigadir J beri pengakuan.
Pengakuan ini menjawab tudingan Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebut jet pribadi yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan milik RB, mafia judi online konsorsium 303
Robert Bonosusatya membantah sebagai pemilik jet pribadi dengan kode T7-JAB yang disebut (IPW) dipakai Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan pada 11 Juli 2022 ke Jambi menemui keluarga Brigadir J.
“Nggak bener itu, nggak bener sama sekali. Bukan, mana ada saya jet,” kata Robert kepada Kompas TV.
Robert Bonosusatya juga mempertanyakan bukti IPW menuduhnya memiliki jet pribadi yang dipakai Hendra Kurniawan.
Robert Bonosusatya mempertimbangkan apakah dirinya akan mengambil langkah hukum dengan keterangan yang disampaikan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso.
Robert Bonosusatya mengaku masih menimbang manfaat pelaporan itu jika dilakukannya.
“Lagi berpikir dulu. Apa ada gunanya,” kata Robert Bonosusatya .
Robert mengatakan akan berkonsultasi dengan pengacaranya untuk mempertimbangkan melaporkan IPW.
Sebelumnya Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebut nama Robert Priantono Bonosusaatya sebagai pemilik jet pribadi yang ditumpangi Hendra Kurniawan saat mengunjungi keluarga Yosua pada 11 Juli 2022 lalu.
Sugeng bahkan menyebut Robert sebagai seorang mafia judi online.
Sugeng mengatakan, berdasarkan penelusuran IPW, Hendra menggunakan jet dengan kode registrasi T7-JAB.
Jet itu juga diketahui sering dipakai oleh Andrew Hidayat, bos PT MMS Group Indonesia, yang juga mantan narapidana kasus korupsi dan Yoga Susilo, Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.
Nama Yoga sempat disebut dalam bagan konsorsium 303 Ferdy Sambo.
“IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Lantaran, selain RBT, nama Yoga Susilo, Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta,” kata Sugeng dalam keterangan tertulis, 19 September 2022.
“Mantan Karo Paminal Divpropam Polri itu bersama-sama Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika menggunakan private jet yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak sebagai milik seorang mafia berinisial RBT," kata dia.
Robert Priantono Bonosusatya memang bukan nama baru di kalangan kepolisian.
Namanya pernah muncul dalam hasil pemeriksaan Bareskrim Polri yang mengusut transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar di rekening Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
Menurut dokumen yang tersebar saat Budi mengikuti uji kelayakan calon Kepala Polri pada 14 Januari 2015 itu, Robert disebut sebagai penjamin kredit yang dikucurkan untuk putra Budi, Muhammad Herviano Widyatama pada 6 Juli 2005 itu.
Muhammad Herviano Widyatama tercatat pernah menerima kredit Rp 57 miliar dari Pacific Blue International Limited.
Pengucuran kredit itu mulus meskipun tanpa ada agunan karena peran Robert.
Hendra Kurniawan sendiri mengakui sempat terbang ke Jambi untuk menemui keluarga Yosua pada 11 Juli 2022.
Dia menyatakan pergi ke Jambi atas perintah Ferdy Sambo.