TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso akan menghadiri panggilan permintaan keterangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hari ini, Selasa (27/9/2022).
Sugeng memastikan dirinya akan hadir untuk memenuhi panggilan MKD DPR guna memberikan keterangan soal private jet yang ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan.
Wakil Ketua MKD DPR Habiburokhman mengatakan, Sugeng dipanggil MKD untuk dimintai klarifikasi.
Kami memerlukan keterangan beliau sebagai saksi terkait adanya aduan terhadap seorang anggota DPR," kata Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Habiburokhman saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).
"Anggota DPR tersebut merujuk temuan IPW soal adanya nama-nama tertentu yang meminjamkan private jet kepada penegak hukum," sambungnya.
Habiburokhman belum bisa merinci terkait substansi perkara yang dilaporkan tersebut.
Dia akan membeberkannya setelah pemeriksaan selesai.
"Sesuai dengan pedoman tata beracara MKD kami belum bisa mengungkapkan substansi perkara yang dilaporkan dan pihak mana saja yang dilaporkan secara detail," ucapnya.
"Kami baru bisa memberi penjelasan kalau perkara ini sudah selesai diperiksa," ujar Habiburokhman.
Sugeng mengatakan bahwa keterangan private jet itu sempat dikutip oleh Anggota Komisi III DPR RI, Heru Widodo untuk meminta Polri mendalami terkait hal tersebut.
Baca juga: Daftar Tujuh Anggota Polri Rombongan Brigjen Hendra, Penumpang Jet Pribadi Ikut ke Rumah Brigadir J
"Nah apakah itu pernyataan itu dituduh telah melanggar kode etik sehingga ada yang melaporkan. Kan bukan saya yang dilapor, saya hanya sebagai saksi," imbuhnya.
Kendati demikian, Sugeng belum mengetahui secara pasti agenda undangan tersebut.
Namun bila merujuk pada surat undangan itu berkaitan dengan private jet yang diduga disokong oleh pengusaha RBT dan YS.
"Ya menjelaskan soal private jet itu digunakan brigjen Hendra Kurniawan dan informasinya didanai oleh konsorsium 303. Nah 303 inikan pertama kamaruddin simanjuntak menyebutkan ada RBT itu, jadi itu yang mau saya sampaikan besok," sebutnya.
Untuk informasi, Anggota Komisi III DPR RI, Heru Widodo menanggapi adanya temuan yang diungkap Indonesia Police Watch (IPW) terkait keterlibatan sosok berinisial RBT dan YS dalam kasus dugaan Ferdy Sambo dan Konsorsium 303.
Untuk diketahui, IPW menyebut ada dua orang sipil yang menyediakan private jet tersebut yakni seseorang berinisial RBT dan YS.
Heru menilai, temuan IPW tersebut harus segera ditindaklanjuti Kapolri Jenderal Listyo Sigit, mengingat publik ingin instansi penegak hukum tersebut bersih dari mafia
Sehingga pemanggilan terhadap keduanya perlu dilakukan.
"Mabes Polri harus bergerak cepat menindaklanjuti temuan tersebut agar dugaan-dugaan soal siapa saja yang membantu dan menyediakan fasilitas untuk tindak kejahatan ataupun upaya menghalangi penyidikan baik dalam kasus Ferdy Sambo maupun Konsorsium 303 ini bukan sekedar cerita mulut ke mulut saja," kata Heru Widodo kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).
Selain itu, Wakil Rakyat Dapil Kalsel II ini juga meminta Polri bisa menuntaskan kasus ini secara menyeluruh tanpa pandang bulu.
"Karena bisa dikatakan jika benar maka RBT dan YS serta oknum-oknum ini kan istilahnya pengkhianat bangsa. Kita tidak bisa mentolerir perbuatan mereka begitu saja," ucapnya.
Lebih lanjut Heru meyakini Kapolri bisa mengatasi permasalahan ini dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri.
"Kita serahkan semuanya ke Pak Kapolri. Saya yakin, Kapolri mampu menyelesaikan kasus ini dengan baik," tandasnya.
Markas Konsorsium 303 Diduga Fasilitasi Jet Pribadi Letaknya Hanya 200 Meter dari Mabes Polri
Hasil temuan IPW, jet pribadi yang dinaiki oleh Brigjen Hendra Kurniawan dan rekan-rekannya itu diduga disediakan oleh mafia.
Pada keterangan tertulis yang disampaikan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, jet pribadi tersebut dimiliki sosok yang berinisial RBT alias Bong.
"Private jet milik mafia berinisial RBT," kata Sugeng pada keteranganya, Senin (19/9/2022).
Dia menyebut, RBT alias Bong ini adalah Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia atau disebut Konsorsium 303.
Sugeng menjelaskan, markas konsorsium 303 tersebut hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri.
"Mereka bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan. Hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri," kata Sugeng.
Sementara terkait jet pribadi yang dipakai oleh Brigjen Hendra Kurniawan, menurut temuan IPW berjenis Raytheon Hawker 859 XP dengan nomor registrasi T7-JAB.
"Itu sering dipakai AH dan YS dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali," ujar Sugeng.
Selain RBT, dia juga menduga ada keterlibatan YS dalam konsorsium 303.
"YS muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303 sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta," ujarnya.
Baca juga: Posisi Jet Pribadi yang Dipakai Brigjen Hendra Kurniawan Terus Menjauhi Indonesia
Dia juga menyebut, Neta S Pane saat menjabat Ketua IPW, pernah mendesak Satgas Merah Putih mengusut konsorsium demi menjaga marwah Polri.
IPW juga menduga, selain terlibat dalam kasus Ferdy Sambo, konsorsium 303 melibatkan RBT dan YS bakal memberi dukungan ke capres tertentu pada Pemilu mendatang.
Dukungan itu dilakukan untuk memuluskan jalan Ferdy Sambo menjadi Kapolri.
Desak Polri Usut Jet Pribadi
IPW mendesak Timsus yang telah dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut temuan ini.
IPW juga meminta Presiden Joko Widodo memberi atensi pada pemberantasan geng mafia tersebut.
"Saat Polri lakukan bersih-bersih di internal, aliran dana judi online yang masuk ke anggota-anggota Polri harus dibongkar secara terang benderang," kata Sugeng.
IPW juga berharap Timsus Polri membongkar peran Ferdy Sambo dalam dugaan penerimaan gratifikasi fasilitas penggunaan jet pribadi oleh Brigjen Hendra Kurniawan.
Soal Jet Pribadi yang Dipakai Brigjen Hendra Kurniawan, IPW: Diduga Korelasi dengan Bandar Judi 303
Indonesia Police Watch (IPW) menduga pemakaian jet pribadi oleh Brigadir Jenderal (Brigjen) Hendra Kurniawan saat tugas ke Jambi, terdapat kejanggalan.
Di mana seperti dilaporkan, Brigjen Hendra Kurniawan ke Jambi dalam rangka menemui keluarga almarhum Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Adanya hal tersebut, IPW menduga penggunaan private jet berkorelasi dengan praktik perjudian dalam bingkai isu konsorsium 303.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso pun mendorong Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengusut dugaan pemakaian private jet oleh Brigjen Hendra Kurniawan tersebut.
Menurut Sugeng Teguh Santoso, komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyelidiki dugaan adanya perlindungan terhadap bisnis judi online.
"IPW mendorong Pak Kapolri sebagai tindak lanjut komitmen Kapolri menyelidiki dugaan adanya perlindungan terhadap bisnis judi online, salah satunya adalah dengan menyelidiki dugaan pemakaian private jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan," ujarnya dikutip Tribunnews dari tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: IPW Diperiksa MKD Besok, Jelaskan soal Jet Pribadi yang Ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan
Sugeng Teguh Santoso mengatakan, IPW mendapat informasi Brigjen Hendra Kurniawan dan rombongan berangkat ke Jambi menggunakan private jet jenis Bomber 900 XP dengan register penerbangan T7, yang teregister di San Marino.
Selain itu operator dari jet pribadi yang merupakan pesawat carter tersebut adalah PT ACAM, yang menyediakan pesawat carter tanpa jadwal tertentu.
"Diduga pemakaian pesawat ini ada korelasinya dengan bandar judi 303," katanya.
"Melalui tracing tersebut bisa diharapkan dugaan perlindungan praktik perjudian online oleh oknum polisi bisa dibongkar, setidak-tidaknya melalui informasi ini bisa diteliti apakah benar ada gratifikasi dalam kaitan penggunaan pesawat jet dalam tugas rombongan Brigadir Hendra Kurniawan ke Jamb."
"Selain juga untuk mengetahui pihak yang memberikan gratifikasi yang diduga dari Bandar judi," pungkasnya.
Anggota Tim Advokasi untuk Hukum dan Keadilan, Saor Siagian, turut menanggapi terkait dugaan penggunaan jet pribadi oleh mantan Karo Paminal Divisi Propam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan.
Saor menilai jika penggunaan jet pribadi oleh Brigjen Hendra ini adalah masalah serius dan harus segera ditindaklanjuti.
Saor mengatakan, jika memang benar Brigjen Hendra menggunakan jet pribadi milik seseorang yang terkait dengan Konsorsium Judi, maka ia bisa dijerat pidana korupsi, diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Pasalnya, menurut Saor, penggunaan jet pribadi tersebut termasuk dalam upaya penyuapan yang dilakukan oleh pemilik judi online tersebut.
Dengan timbal balik berupa upaya perlindungan dari penegak hukum kepada pemilik judi online tersebut.
"Kalau betul bahwa pemilik dari jet pribadi ini berkaitan pada Konsorsium Judi, jelas terang benderang ini masuk pidana korupsinya. Artinya adalah ada penyuapan-penyuapan yang dilakukan oleh pelaku pemilik judi ini."
"Kemudian supaya penegak hukum ini melindungi dia," kata Saor dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (20/9/2022).
Pengusaha Robert Bonosusatya Bantah Punya Jet Pribadi, Masih Pikir-pikir untuk Polisikan IPW
Robert Bonosusatya, pengusaha yang dituding menyediakan jet pribadi untuk mantan Karo Paminal, Brigjen Hendra Kurniawan terbang ke Jambi menemui keluarga Brigadir J beri pengakuan.
Pengakuan ini menjawab tudingan Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebut jet pribadi yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan milik RB, mafia judi online konsorsium 303
Robert Bonosusatya membantah sebagai pemilik jet pribadi dengan kode T7-JAB yang disebut (IPW) dipakai Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan pada 11 Juli 2022 ke Jambi menemui keluarga Brigadir J.
“Nggak bener itu, nggak bener sama sekali. Bukan, mana ada saya jet,” kata Robert kepada Kompas TV.
Robert Bonosusatya juga mempertanyakan bukti IPW menuduhnya memiliki jet pribadi yang dipakai Hendra Kurniawan.
Robert Bonosusatya mempertimbangkan apakah dirinya akan mengambil langkah hukum dengan keterangan yang disampaikan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso.
Robert Bonosusatya mengaku masih menimbang manfaat pelaporan itu jika dilakukannya.
“Lagi berpikir dulu. Apa ada gunanya,” kata Robert Bonosusatya .
Robert mengatakan akan berkonsultasi dengan pengacaranya untuk mempertimbangkan melaporkan IPW.
Sebelumnya Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebut nama Robert Priantono Bonosusaatya sebagai pemilik jet pribadi yang ditumpangi Hendra Kurniawan saat mengunjungi keluarga Yosua pada 11 Juli 2022 lalu.
Sugeng bahkan menyebut Robert sebagai seorang mafia judi online.
Sugeng mengatakan, berdasarkan penelusuran IPW, Hendra menggunakan jet dengan kode registrasi T7-JAB.
Jet itu juga diketahui sering dipakai oleh Andrew Hidayat, bos PT MMS Group Indonesia, yang juga mantan narapidana kasus korupsi dan Yoga Susilo, Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.
Nama Yoga sempat disebut dalam bagan konsorsium 303 Ferdy Sambo.
“IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Lantaran, selain RBT, nama Yoga Susilo, Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta,” kata Sugeng dalam keterangan tertulis, 19 September 2022.
“Mantan Karo Paminal Divpropam Polri itu bersama-sama Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika menggunakan private jet yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak sebagai milik seorang mafia berinisial RBT," kata dia.
Robert Priantono Bonosusatya memang bukan nama baru di kalangan kepolisian.
Namanya pernah muncul dalam hasil pemeriksaan Bareskrim Polri yang mengusut transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar di rekening Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
Menurut dokumen yang tersebar saat Budi mengikuti uji kelayakan calon Kepala Polri pada 14 Januari 2015 itu, Robert disebut sebagai penjamin kredit yang dikucurkan untuk putra Budi, Muhammad Herviano Widyatama pada 6 Juli 2005 itu.
Muhammad Herviano Widyatama tercatat pernah menerima kredit Rp 57 miliar dari Pacific Blue International Limited.
Pengucuran kredit itu mulus meskipun tanpa ada agunan karena peran Robert.
Hendra Kurniawan sendiri mengakui sempat terbang ke Jambi untuk menemui keluarga Yosua pada 11 Juli 2022.
Dia menyatakan pergi ke Jambi atas perintah Ferdy Sambo.