Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hampir semua negara di dunia pertumbuhan ekonominya melemah.
Setiap hari kabar yang didengar yakni munculnya sejumlah krisis misalnya krisis energi dan keuangan.
“Hampir semua negara, krisis finansial, pergerakan currency, nilai tukar melompat-lompat baru sehari-dua hari karena APBN di UK berimbas semua, pada semua negara yang kita tahu kalau dilihat angkanya kita masih baik nilai tukar kita, melemah -7 tapi bandingkan dengan negara-negara lain Jepang -25, RRT -13, Filipina -15. Ini yang harus kita syukuri tapi perlu kerja keras jangka panjang,” kata Jokowi saat membuka seminar UOB Economic Outlook, Emerging Stronger in Unity and Sustainability, Kamis (29/9/2022).
Baca juga: Krisis di Inggris Paksa Anak-anak Kunyah Karet Karena Tak Mampu Beli Makan Siang
Belum lagi, kata presiden, munculnya krisis pangan yang mengakibatkan rakyat negara itu kelaparan.
Sekarang ini terdapat 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut.
“Bapak ibu masih bisa setiap hari ke restoran dan 19.700 orang meninggal setiap hari karena kelaparan. Kita semua masih Alhamdulilah kita patut bersyukur pangan kita juga masih cukup memberikan kita makan setiap hari,” tuturnya.
Patut disyukuri, kata Presiden, kondisi Inonesia lebih baik.
Indonesia mendapatkan pengakuan dari international rice research institute bahwa sejak 2019 sudah swasembada beras dan sistem ketahanan pangan yang dinilai baik.
“Ini yang terus kita jaga, syukur-syukur kita bisa kelebihan produksi yang banyak, kenapa kita sekarang bangun foodestate, selain menjaga ketahanan pangan kita juga bisa membantu negara lain dalam ketahanan pangan, kita ekspor,” kata presiden.