4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Panglima AD Bidang Intelijen/ Asisten I Menteri)
5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Panglima AD Bidang Logistik/ Asisten IV Menteri)
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Oditur Jenderal Angkatan Darat/ Inspektur Kehakiman)
Baca juga: Mengapa G30S Bisa Terjadi, Berikut Penjelasan Singkatnya
Baca juga: Aturan Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September, Ini Sejarah Pemberontakan G30S
Korban dari G30S ini ditemukan pada tanggal 3 Oktober 1965 di sebuah lubang yang berada di suatu wilayah Pondok Gede, Jakarta.
Saat ini, lubang tersebut lebih banyak dikenal dengan nama Lubang Buaya.
Sasaran utama dalam insiden tersebut adalah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang justru selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
Namun, putri beliau, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean telah tewas.
Tak hanya beberapa anggota perwira yang turut gugur dalam kejadian tersebut.
Beberapa orang lainnya yang juga turut menjadi korban, yakni:
1. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta)
2. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta)
3. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal Kediaman Resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena)
Pasca pembunuhan beberapa perwira tersebut, PKI tidak menyerah.
Mereka mampu menguasai 2 sarana komunikasi vital, yaitu studio RRI di Jalan Merdeka Barat dan kantor Telekomunikasi yang terletak di Jalan Merdeka Selatan.