TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Rusuh suporter Arema usai menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/022) malam, menjadi tragedi kemanusiaan bagi dunia sepakbola.
Tidak hanya sesama suporter, anggota polisi ikut menjadi korban,.
Salah satunya adalah Bripka Andik Purwanto dari Polres Tulungagung.
Hal itu diketahui dari penuturan Wakapolsek Tanggunggunung, Iptu Anwari yang terlihat masih trauma setelah kembali ke Tulungagung bersama para anggotanya, Minggu (2/9/2022).
Anwari duduk terdiam sambil tatapannya menerawang kosong, masih ada trauma usai pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang.
Baca juga: FAKTA Tembakan Gas Air Mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Alasan Polisi hingga Larangan FIFA
Anwari adalah perwira yang memimpin 22 bintara dari Polres Tulungagung yang diperbantukan untuk pengamanan pertandingan Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Selain Anwari, para bintara yang bersamanya juga terlihat masih tegang apalagi satu personel yaitu Bripka Andik Purwanto meninggal dunia dalam kerusuhan.
Menurut Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto, seluruh personel yang pulang dari Kanjuruhan langsung mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada anggotanya mengalami luka yang membahayakan.
"Alhamdulillah, semua anggota yang BKO sudah pulang dengan selamat. Semua dilakukan pemeriksaan untuk memastikan kesehatan mereka," terang Eko.
Selain pemeriksaan fisik, nantinya akan ada pemulihan trauma.
Proses ini akan dilakukan oleh Bidokkes dengan mengirimkan personel yang ahli di bidang psikologi.
Penyembuhan trauma ini dilakukan kepada para anggota, juga keluarga anggota yang meninggal dunia.
Dalam pemeriksaan ini, personel polisi yang pulang dari Kanjuruhan rata-rata mengalami pusing, dan sesak nafas.