News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Ketua Umum Projo Menilai Manajemen Pengendalian Suporter Saat Kerusuhan Kanjuruhan Sangat Berlebihan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Ketua Umum PROJO Budi Arie Setiadi menilai manajemen pengendalian suporter saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan sangat berlebihan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP PROJO merekomendasikan perbaikan menyeluruh dan revolusioner pada sepakbola nasional.

Hal ini sebagai tindak lanjut peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menyebabkan kurang lebih 130 orang meninggal.

Baca juga: Cerita 2 Pemuda Kehilangan Teman yang Terpisah, Sudah Cari ke RS Tak Ketemu: Semoga Hanya Kesasar

"Saya ini pencinta dan maniak sepakbola. Kesedihan saya tidak bisa digambarkan karena kasus ini. Sekarang waktunya berbenah," kata Ketua Umum PROJO Budi Arie Setiadi kepada wartawan, Senin (3/10/2022).

Budi Arie menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga para korban, baik yang meninggal maupun luka-luka.

Dia mengatakan, saat ini bukan waktunya berwacana, saling menyalahkan, apalagi berebut merasa paling benar.

Maka dari itu, PROJO mendesak Pemerintah dan pihak-pihak yang terkait segera melakukan langkah konkret, yakni memberikan santunan kepada korban, menangani kesehatan korban yang luka-luka serta menjatuhkan sanksi disiplin kepada pihak yang bertanggungjawab.

Selain itu, melakukan investigasi menyeluruh dalam waktu 3 hari.

"Pembenahan harus segera dilakukan. Presiden Jokowi sudah memberi perintah dengan sangat jelas untuk kasus ini," ucapnya.

Menurut dia, pembenahan mesti menyeluruh karena tragedi di Kanjuruhan pada Sabtu malam akibat dari kelalaian di banyak sektor.

Baca juga: Ketum PSSI Beri Hukuman Arema FC Tak Bisa Gunakan Stadion Kanjuruhan di Sisa Liga 1 2022

Budi Arie menyebut ada dugaan jumlah tiket yang dijual melebihi kapasitas stadion.

Waktu laga yang terlalu malam bahkan sudah dikeluhkan oleh tim dan Kepolisian sebab pertandingan Arema-Persebaya berpotensi menyulut emosi para pendukung.

Wakil Menteri Desa PDTT ini lalu menyoroti suporter yang irasional yang memerlukan literasi dan sosialisasi untuk penyadaran dari semua komponen masyarakat.

Kemudian ada dugaan penanganan pengamanan tidak sesuai dengan standar FIFA termasuk penggunaan gas air mata.

"Manajemen pengendalian suporter sangat berlebihan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini