TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan terkait temuan minuman keras (miras) di Stadion Kanjuruhan bukanlah untuk diminum.
Ia menyebut adanya miras itu digunakan untuk hal lain.
Namun, Anam tidak menjelaskan lebih lanjut penggunaan miras itu untuk apa.
Selain itu, ia juga mengungkapkan miras tersebut ditemukan di Gedung Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
Hanya saja, Anam tidak menjelaskan apakah Gedung Dispora itu milik Pemkab Malang atau Pemprov Jawa Timur.
Baca juga: Komnas HAM Minta Keterangan 12 Pihak soal Tragedi Kanjuruhan, Mulai Bupati Malang hingga Security
Ia mengungkapkan informasi tersebut diperolehnya usai bertemu dengan pihak Dispora.
"Soal miras yang dua dus sebagainya itu, kita juga konfirmasi. Ketemunya (miras-red) di Gedung Dispora."
"Intinya begini 'Itu bukan untuk diminum, Pak tapi untuk sesuatu yang lain'," jelasnya saat konferensi pers di Gedung Komnas HAM, Rabu (12/10/2022).
Lebih lanjut, Anam mengungkapkan pihaknya diberitahu bahwa miras yang ditemukan itu adalah produk UMKM dari Kabupaten Malang.
"Tapi kalau teman-teman Komnas HAM kepingin tahu lebih banyak, ini yang lebih banyak. Ditunjukin yang lebih banyak itu karena memang ini (miras) produk UMKM," jelasnya.
Sebelumnya, Polri menemukan 46 botol miras oploasan berukuran 550 mililiter terkait kasus tragedi Kanjuruhan.
Adapun temuan tersebut telah menjadi barang bukti dan dilakukan penyelidikan oleh laboratorium forensik.
"Sisa botol miras oplosan yang telah diminum di tribun itu telah dilakukan pengambilan dan pemeriksaan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor)," kata Dedi kepada wartawan, Sabtu (8/10/2022) dikutip dari Tribunnews.
Dedi menjelaskan miras tersebut dikumpulkan ke dalam dua kardus.
Selain itu, katanya, polisi juga menemukan botol minuman lain di area tribun penonton.
"Untuk temuan ini sedang dilakukan pemeriksaan di labfor," tuturnya dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Ini Hasil Investigasi Komnas HAM soal Temuan Puluhan Botol Miras di Stadion Kanjuruhan Malang
Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan pihaknya telah memperoleh dokumen dari berbagai elemen terkait Tragedi Kanjuruhan.
Dokumen tersebut antara lain dokumen kepolisian terkait rencana pengamanan; dokumen jumlah korban dari rumah sakit, relawan, keluarga korban dan pihak-pihak lainnya.
Kemudian, foto dan video orisinil dari saksi serta korban tragedi Kanjuruhan.
Beka mengklaim foto dan video tersebut belum pernah dipublikasikan atau dilihat oleh publik.
"Jadi ini orisinil milik Komnas HAM, eksklusif," ujarnya.
Selain itu, Beka juga menyebut memperoleh bagian dari senjata gas air mata yang tengah diuji di laboratorium.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Igman Ibrahim)(Kompas.com/Fika Nur Alya)(YouTube Kompas TV)
Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan