Dia menambahkan, selongsong gas air mata yang ditemukan Komnas HAM ketika melakukan pemantauan langsung, masih menyebabkan efek panas dan perih di mata.
Baca juga: Beberkan Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Temukan Ada Indikasi Pelanggaran HAM
Selain itu, dari hasil penyelidikan dan pemantauan sementara Komnas HAM, ditemukan pula fakta bahwa tembakan gas air mata bukan hanya ditembakkan ke sisi depan tribune, melainkan jauh hingga tribune bagian atas.
Komnas HAM Temukan Banyak Sepatu di Kanjuruhan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendapat banyak temuan sepatu usai tragedi Kanjuruhan Malang.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan banyak sisa-sisa bekas lemparan sepatu yang tertinggal di Stadion Kanjuruhan Malang.
“Kami juga heran kok banyak sepatunya tertinggal di dalam stadion, ternyata itu, lempar pakai sepatu,” kata kata Choirul Anam dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Bersamaan, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyebutkan bahwa sepatu yang berserakan itu digunakan untuk dilemparkan ke arah lapangan, yang juga menunjukkan perlawanan kepada aparat keamanan yang menembakkan gas air mata ke arah tribun.
“Senjata untuk melawan sebetulnya. Ketidakberdayaan itu, sehingga sepatu yang dipakai,” kata Beka.
Lebih lanjut Anam mengatakan kekisruhan suporter Arema di Stadion Kanjuruhan disebabkan oleh tembakan gas air mata ke tribun penonton.
“Kami sampai detik ini mengatakan bahwa pemicu dari jatuhnya banyak korban adalah gas air mata. Khususnya gas airmata yang ditembakkan ke tribun,” tuturnya.
Akan Minta Keterangan Dirut Indosiar hingga Ahli Hukum Olahraga
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM), Choirul Anam, mengungkapkan akan meminta keterangan Direktur Utama PT LIB hingga pihak Indosiar terkait tragedi Kanjuruhan, Rabu (12/10/2022).
Dalam melakukan peninjauan Kanjuruhan, Komnas HAM telah meminta keterangan dari sejumlah pihak.
Termasuk manajemen dan pengurus Arema, pemain Arema, Bupati Malang dan jajarannya hingga saksi dan korban.