News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Densus Tangkap Terduga Teroris di Sampang Madura, Berprofesi Sebagai Guru PNS

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PENGGELEDAHAN DENSUS 88

TRIBUNNEWS.COM, SAMPANG - Detasemen Khusus (Densus) 88 di Monumen Trunojoyo Sampang dilaporkan telah menangkap seorang terduga teroris di Sampang, Madura, Jawa Timur.

Terduga teroris yang diidentfikasi berinisial S (47) adalah seorang guru Pegawai Negeri Sipil yang tertangkap di Monumen Trunojoyo Sampang.

Pria ini dikabarkan adalah seorang guru di guru sebuah SD Negeri di Kelurahan Gunung Sekar, Sampang.

Namun demikian, pria yang tinggal di Jalan Merapi Sampang tersebut aslinya berasal dari Sumenep.

Pasca penangkapan pada Kamis (13/9/2022) siang, S langsung dibawa anggota Densus 88.

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Kawanan Perampok Toko Emas di ITC BSD Serpong Tergabung Jaringan Teroris

"Polres Sampang tidak terlibat dalam penangkapan ini, yang bersangkutan langsung di bawa oleh Densus 88 untuk dilakukan pemeriksaan," kata Kasatreskrim Polres Sampang AKP Irwan Nugraha dikutip dar Surya.co.id.

Ia menambahkan, bahwa sejauh ini sedikit informasi yang didapat, Densus 88 tengah melakukan pengembangan, bahkan ke kediaman asal yang bersangkutan yakni ke Sumenep.

"Saat ini tengah pengembangan," Tutup AKP Irwan Nugraha.

Kematian Askar

Sebelumnya dari Poso, Sulawesi Tengah dikabarkan Askar alias Pak Guru, Daftar Pencarian Orang (DPO) kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso tewas dalam baku tembak dengan tim Sogili I Densus 88 Satgas Madago Raya, Kamis (29/9/2022) pukul 18.20 Wita.

Baku tembak terjadi di wilayah Pegunungan KM 13, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.

Askar adalah satu-satunya DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih bergerilya di pegunungan Poso, Sigi, Parigi Moutong.

Informasi diperoleh TribunPalu.com, kontak tembak terjadi saat tim Sogili 1 melaksanakan penyergapan dan observasi di wilayah pegunungan, tepatnya Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.

Baca juga: Tersangka Teroris yang Ditangkap di Riau Ternyata Pernah Terlibat Aksi Penyerangan Polda Riau 2018

Selain jenazah Askar alias Pak Guru, tim Satgas Madago Raya juga menemukan diduga berisi bom.

Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi menjelaskan, keberhasilan penembakan DPO MIT Poso Pak Guru tersebut dari upaya pencarian selama ini.

Sehingga para personel Satgas Madago Raya menemukan jejak-jejaknya, kemudian dilakukan tindakan.

"Ketika dilihat kemudian ditembak terkena bagian tubuhnya (DPO MIT Poso Pak Guru--red). Tertembak di bahu sebelah kanan mengakibatkan meninggal dunia," ujar Rudy saat konferensi pers di Kabupaten Poso, Jumat (30/9/2022).

Rudy menjelaskan, ketika DPO dinyatakan telah meninggal dunia selanjutnya jenazah dievakuasi.

Evakuasi dilakukan oleh Satbrimob Polda Sulteng, personel Satgas Madago Raya, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, dan TNI, menggunakan roda dua.

"Setelah berhasil dievkuasi dari TKP, lalu jenazah dibawa ke RS Bhayangkara di Kota Palu pada Pukul 00.20 Wita," ujarnya.

Pada saat kejadian, petugas juga berhasil menyita sejumlah barang bukti milik DPO MIT Poso Pak Guru.

Di antaranya dua bom lontong, satu pucuk senjata revolver, dan satu tas ransel besar.

Anggota MIT Suhardin Tewas 27 April 2022

Sebelumnya, satu anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Suhardin alias Hasan Pranata tewas tertembak, 27 April 2022.

Dengan tewasnya Suhardin, kelompok MIT kini diketahui tersisa dua orang, yakni Naim alias Galuh alias Mukhlas dan Askar alias Pak Guru.

Saat konferensi pers di Makopolsek Sausu, Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi menegaskan, DPO yang tertembak mati adalah Suhardin alias Hasan Pranata.

Identitas ini dipastikan setelah dilakukan pengecekan secara keseluruhan terhadap jenazah, dan juga kedatangan pihak keluarga ke RS Bhayangkara Polda Sulteng di Palu.

Rudy menjelaskan, keberhasilan penyergapan itu, berdasarkan pengalaman bulan Ramadan tahun lalu.

Saat itu terjadi penyerangan aksi teror kepada masyarakat di wilayah Desa Kalemago, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.

Sehingga berdasarkan pengalaman itu, pada bulan Ramadan tahun ini Satgas Madago Raya memperketat pengamanan.

Selain itu juga dengan terus melakukan langkah-langkah pengejaran.

"Karena bulan Ramadan menurut mereka (DPO, red) merupakan bulan Amaliah. Untuk itu saya dan Danrem 132/Tadulako serta para personel jajaran bekerja dengan keras," kata Rudy, Kamis (27/4/2022).

"Yaitu dengan terus mencari, mencegah supaya para DPO Poso itu tidak beraksi, sehingga usaha itu membuahkan hasil dan berhasil menembak seorang DPO bernama Suhardin alias Hasan Pranata," tambahnya.

Informasi diterima TribunPalu.com, Rabu (27/4/2022), sebelum melakukan tindakan tegas terukur terhadap DPO tersebut, personel Satgas Madago Raya telah meminta kepada Suhardin alias Hasan Pranata agar menyerahkan diri.

Namun imbauan itu tidak dihiraukan, Suhardin malah melakukan perlawanan yang membahayakan keselamatan petugas.

Anggota DPO MIT Poso itu bahkan melakukan tindakan dengan melemparkan body vest berwarna loreng ke anggota pos sekat, yang diduga BOM.

Sehingga pasukan pemburu teroris itu melakukan tindakan tegas kepolisian, yang mengakibatkan DPO teroris itu meninggal dunia.

Diketahui, Satgas Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap tiga sisa anggota dari kelompok MIT Poso.

Ketiganya telah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Kini petugas masih memburu Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Nae alias Galuh alias Mukhlas. (Surya/TribunPalu)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini